Sampah merupakan salah satu permasalahan yang harus diatasi. Oleh karena itu, PT Pertamina (Persero) berupaya untuk berkontribusi agar sampah bisa dikelola menjadi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup pada 2022 menyebutkan timbulan sampah tembus sampai 19.876.091,98 ton/tahun. Dari jumlah tersebut sebanyak 34,16% atau 6,790,519.21 ton/tahun tidak terkelola. Adapun rumah tangga menyumbang sampah mencapai 38%, pusat perniagaan 25,8%, pasar tradisional 12,9%, fasilitas publik 7,3%, kawasan 6,1%, perkantoran 5,8%, dan lainnya 4%.
"Kita harus mendorong masyarakat bergerak itu sampah bisa pakai apa terkait dengan energi? Kita mulai dari sampah rumah tangga," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di acara Pertamina Energizing Your Action di Jakarta, Sabtu (17/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan upaya yang dilakukan oleh Pertamina dengan mengubah gas yang dihasilkan sampah menjadi energi baru yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat. Adapun realisasinya melalui program Sampah Kita.
"Program pengelolaan sampah organik dan non-organik dijadikan produk yang mempunyai nilai ekonomi masyarakat sebagai komitmen ESG (environmental, social, and governance)," tuturnya.
Menurutnya, program tersebut telah dijalankan di Kota Balikpapan. Setidaknya program tersebut sudah dirasakan sekitar 1.000 KK dan sampah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat mencapai 521 ribu ton/tahun.
"Program pengelolaan sampah yang diolah menjadi gas methane untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan bakar memasak masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota Balikpapan," jelasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya tersebut sejalan dengan langkah pemerintah dalam mengelola sampah. Pasalnya, masalah sampah harus segera diatasi dengan cepat.
"Isu sampah itu harus secepatnya (diatasi) kita tidak bisa diamkan, harus segera diatasi. Sampah itu, ada yang (bisa diolah) menjadi pupuk, produk fesyen, hingga energi. Karena pembakaran sampah itu ada energinya," tutup Erick.
(prf/ega)