Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah serius melakukan hilirisasi komoditas tambang, maka dari itu beberapa komoditas saat ini dilarang untuk diekspor mentah-mentah. Paling baru Jokowi mengambil kebijakan untuk menyetop ekspor bauksit.
Namun, menurutnya langkah setop ekspor ini nampaknya akan memancing kekecewaan China. Bahkan, Jokowi bilang kebijakannya menyetop ekspor bauksit mentah dibayang-bayangi gugatan China.
"Ini bauksit nanti digugat lagi, bauksit kan kita setop. Mungkin akan digugat lagi. Saya nggak tahu, yang gugat dari Tiongkok mungkin karena memang ekspor kita memang banyak ke sana," ungkap Jokowi saat memberikan arahan kepada Relawan Bara JP, ditulis Senin (19/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya memang langkah setop ekspor butuh nyali yang kuat dari pemerintah. Buktinya, sebelum bauksit, saat nikel dilarang ekspor mentah-mentah, Uni Eropa menggugat ke World Trade Organization (WTO). Kini setelah ekspor bauksit disetop juga, kemungkinan gugatan akan dilakukan China.
"Nyetop-nyetop itu juga perlu nyali. Kita baru setop ekspor nikel saja sudah digugat sama Uni Eropa. Kalah lagi kita. Tahun kemarin kita kalah. Banding! Pak ini kalah ini pak, ya kalah nggak apa-apa. Ada upaya naik nggak? Bisa pak, ya banding!" kata Jokowi.
Jokowi menekankan Indonesia adalah negara besar yang mau melakukan lompatan pada ekonominya dengan cara hilirisasi. Maka dari itu, pemerintah menurutnya tidak akan mundur bila kebijakan hilirisasi digugat oleh banyak negara.
"Kalau digugat ya kita hadapi. Kita ini jangan kayak negara kecil gitu loh. Indonesia negara gede. Negara besar. Negara besar jangan digugat nyalinya langsung ciut, mundur. Ndak!" tegas Jokowi.
Salah satu program hilirisasi unggulan saat ini adalah pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Indonesia, kata Jokowi, sedang menyiapkan dan terus mengembangkan beberapa industri pendukung produksi baterai listrik. Mulai dari industri katoda, prekursor, pengolahan nikel HPAL, hingga ke kendaraan listrik berikut baterai lithium-nya.
"Kita bayangin kita punya industri mobil listrik gede banget, itu kan baru digugat awal. Menyiapkan industri katod, industri prekursor, industri HPAL, EV-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027 inshaallah 2028," tutur Jokowi.
(hal/das)