Pertamina Ungkap 2 Langkah Inisiatif buat Capai NZE 2060

Pertamina Ungkap 2 Langkah Inisiatif buat Capai NZE 2060

Sukma Nur Fitriana - detikFinance
Sabtu, 08 Jul 2023 10:26 WIB
Diskusi CFA Society
Foto: Pertamina
Jakarta -

Direktur Utama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Dannif Danusaputro menghadiri perayaan 20 tahun berdirinya Chartered Financial Analyst (CFA) Society Indonesia, di Le Meridien Hotel, Jakarta, Kamis (6/7). Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan langkah Pertamina dalam mewujudkan transisi energi, namun tetap memastikan ketahanan energi Indonesia melalui aspirasi net zero mission (NZE) di tahun 2060.

"Pertamina memiliki 2 inisiatif untuk mencapai net zero emission, yaitu dekarbonisasi bisnis dan membangun bisnis baru. Inisiatif dekarbonisasi antara lain dengan efisiensi energi, pembangkit listrik berbasis energi hijau, pemanfaatan kendaraan listrik, CCS/CCUS internal, bahan bakar rendah emisi," terang Dannif dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2023).

Dia melanjutkan inisiatif yang kedua adalah membangun bisnis baru yang meliputi pengembangan energi terbarukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"EV charging dan battery swap, natural based solutions, pengembangan hidrogen Biru/Hijau, pembangunan ekosistem baterai dan EV, Biofuel, CCS/ CCUS terintegrasi, dan bisnis pasar karbon," imbuhnya.

Dia menambahkan Pertamina NRE memiliki tiga pilar strategis. Pertama solusi karbon rendah seperti gas to power, serta dekarbonisasi melalui konservasi energi dan NBS. Kedua, pengembangan energi terbarukan seperti energi panas bumi, energi surya, biogas, angin, dan pasang surut air laut.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya yang ketiga adalah pembangunan bisnis baru di sektor energi seperti baterai dan ekosistem kendaraan listrik, bisnis karbon, serta hidrogen bersih.

"Membangun portofolio bisnis energi bersih adalah fokus utama Pertamina NRE untuk bergerak maju, untuk mendukung dekarbonisasi yang menjadi tujuan Pertamina, Indonesia dan global. Aset operasi dan project pipeline pembangkitan listrik Pertamina NRE saat ini mencapai 4,5 GW dengan Potensi Tambahan Kapasitas di Masa Depan," katan Dannif.

Sementara itu, Fadjar Djoko Santoso VP Corporate Communication Pertamina menyampaikan Pertamina terus mendorong pengembangan bisnis green energy di seluruh lini usaha.

"Pertamina melalui seluruh Subholdingnya berkomitmen untuk mendorong transisi energi dengan terus mengembangkan bisnis baru yang mengutamakan green energy" ungkapnya.

Dia mengatakan Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Sebagai informasi, CFA Society Indonesia adalah organisasi profesional nirlaba global yang menyediakan pendidikan keuangan bagi para profesional investasi. Lembaga ini bertujuan untuk mempromosikan standar dalam etika, pendidikan, dan keunggulan profesional dalam industri layanan investasi global.

Klik halaman selanjutnya >>>

Ketua CFA Society Indonesia sekaligus Wakil Menteri BUMN 1 Pahala N. Mansury mengungkapkan konferensi ini mengusung tema 'Indonesia's Transition towards Net Zero'. Tema tersebut dipilih karena saat ini Indonesia dalam masa transisi menuju target pengurangan emisi Green House Gas (GHG) sebesar 29% tanpa syarat dan sebesar 41% dengan syarat.

Tak hanya itu, Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai Emisi Net Zero paling lambat pada tahun 2060.

"Saat ini transisi Indonesia menuju net Zero menjadi topik hangat karena Indonesia berambisi untuk mencapai pengurangan emisi sampai 32% pada tahun 2030. Untuk menjawab tantangan yang ada, sektor yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah sektor finance atau keuangan, dimana kita harus mencari cara yang kreatif untuk bisa mewujudkan target yang akan kita capai melalui keuangan yang lebih baik," kata Pahala.

"Topik kedua yang akan kita bicarakan hari ini adalah mengenai bagaimana Indonesia mengembangkan market karbon," sambungnya.

Pahala mengatakan dirinya ingin agar sektor publik dan swasta bekerja sama dalam mencapai Net Zero untuk Indonesia. CFA Society Indonesia sendiri memiliki peran advokasi dalam memberi masukan untuk mendorong kebijakan menerapkan praktik yang diharapkan.

"Target kita paling utama dalam seminar ini adalah mensosialisasikan dan juga supaya semakin banyak distribusi emiten maupun fund-fund dalam hal disclosure terkait mengenai ESG," jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kementerian Lingkungan Hidup Alue Dahong mengatakan sektor energi menjadi kontributor terbesar dalam emisi karbon. Untuk itu, jika tidak melakukan penurunan emisi dengan melakukan efisiensi energi dan transformasi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan maka Indonesia tidak akan mencapai Net Zero Emission pada 2060.

"Ada misleading bahwa emisi hanya dilakukan oleh pemerintah semata, tentu tidak. Emisi dan target bauran emisi dilakukan di semua sektor termasuk energi. Penurunan emisi ini ada yang dilakukan oleh pemerintah ada yang dilakukan oleh partners," pungkasnya.



Simak Video "Target Penurunan Emisi RI Tertinggal, Mobil Listrik Bukan Solusi Tunggal?"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads