Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan agar ekspor komoditas pasir silika atau pasir kuarsa untuk bahan baku panel surya dihentikan. Menurut Bahlil, usulan itu agar pasir kuarsa Indonesia bisa dikelola optimal.
Menteri ESDM Arifin Tasrif buka suara soal usulan tersebut. Menurutnya usulan ini sedang dikaji Kementerian ESDM, Arifin bilang salah satu yang jadi kajian adalah seberapa besar kuantitas ekspor pasir kuarsa selama ini dari Indonesia.
"Kita lagi pelajari (usulan itu). Khususnya, berapa banyak pasir kuarsa yang keluar dari kita," beber Arifin ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlu diketahui, pasir kuarsa sendiri adalah bahan baku untuk membangun kaca. Bahan baku ini jadi penting di tengah tren transisi energi, pasalnya pasir kuarsa bisa jadi bahan baku produksi panel surya.
Baca juga: RI Buka Opsi Larang Ekspor Pasir Kuarsa |
Sebelumnya, Bahlil juga mengatakan pihaknya sedang merayu perusahaan kaca asal China untuk membuka pabrik di Indonesia. Dia baru saja mengunjungi fasilitas produksi Xinyi Group, salah satu perusahaan terkemuka dalam industri kaca dan solar panel, di kota Wuhu.
Bahlil menyatakan bahwa kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
"Saya lihat Xinyi adalah salah satu pemain yang terbesar di dunia yang insyaallah akan melakukan investasi di Indonesia, di Rempang," ujar Bahlil dalam keterangan tertulis.
Kembali ke Arifin, dia juga mendukung apabila Bahlil mau menarik investasi Xinyi Group ke Indonesia. Saat ini semuanya sedang berproses. "Ya pabrik itu sedang diproses (realisasi investasinya)," sebutnya.
Simak juga 'Saat Kejagung Tahan 2 Pejabat ESDM Kasus Korupsi Tambang Nikel':