Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk berinvestasi di Indonesia demi berkontribusi menurunkan emisi karbon melalui proyek transisi energi atau industri hijau. Pasalnya untuk mencapai target yang ditetapkan butuh biaya sangat besar dan negara tidak bisa sendirian.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan kebutuhan dana yang diperlukan Indonesia untuk memenuhi target pengurangan emisi karbon hingga 2030 sebesar US$ 281 miliar atau setara Rp 4.215 triliun (kurs Rp 15.000).
"Indonesia menyadari kebutuhan pembiayaan sangat besar untuk mendukung target ambisius ini," kata Febrio dalam acara Seminar on Energy Transition Mechanism: ASEAN Country Updates di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (23/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC), Indonesia berambisi mengurangi emisi karbon sebesar 31,89% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada 2030 dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional.
Kebutuhan dana diharapkan bisa dipenuhi melalui investasi sektor publik maupun swasta. Oleh sebab itu, Febrio mengajak para audiens atau delegasi untuk turut serta dalam investasi atau pembiayaan tersebut.
"Indonesia jelas membuka diri untuk transisi dan green bisnis. Jadi pemerintah sudah menunjukkan komitmennya. Kita mempersiapkan kebijakannya dan sekarang kita melihat peluang bisnisnya karena pemerintah tidak bisa menyelesaikan semua ini sendiri," tegas Febrio.
Menurutnya, pemerintah Indonesia telah menyediakan berbagai insentif fiskal untuk mendorong investasi tersebut, di antaranya berupa tax holiday, tax allowances, fasilitas untuk PPN atau VAT, import duty dan juga property tax involve.
Dukungan dari pemerintah sendiri untuk membiayai penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) melalui Penandaan Anggaran Perubahan Iklim atau Climate Budget Tagging (CBT) untuk tingkat nasional dan daerah. Nilainya per 2021 baru sebesar US$ 20 miliar atau sekitar 8% dari total kebutuhan hingga 2030.
Lihat juga Video 'Mendag Tandatangani 4 Mutual Recognition untuk Permudah Dagang ASEAN':