Delegasi Youth Dialogue Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF) 2023 mengunjungi desa berbasis energi terbarukan (ET) di Desa Keliki, Ubud, Gianyar, Bali. Para delegasi melihat langsung implementasi energi terbarukan yang merupakan program inisiasi Pertamina di tempat pengelolaan sampah dengan pola reduce, reuse, and recycle (TPS3R) berbasis energi terbarukan bertenaga surya dengan kapasitas 10 kWp.
Program inisiasi tersebut memanfaatkan listrik dari energi bersih yang digunakan untuk mengoperasikan seluruh peralatan di lokasi tersebut.
Delegasi juga melihat pompa air bertenaga surya berkapasitas 2,5 kWp yang mengalirkan air ke sawah-sawah petani setempat. Selain ramah lingkungan, pompa surya juga menjadi solusi permasalahan kekurangan air irigasi.
"Total kapasitas energi yang terpasang di Desa Energi Berdikari Keliki ini ada 28 kWp, dimana dari energi yang dihasilkan ini berdampak positif bagi Masyarakat di Desa Keliki, dampak positif bukan hanya dalam kemandirian energi tetapi pengembangan perekonomian juga dijalankan. Selain itu dampak lingkungan lainnya yang dihasilkan yaitu membantu dalam mendukung pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) dengan menyumbangkan reduksi emisi karbon sebesar 36 Ton Co2 eq/ tahun", ujar VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangan tertulis, Rabu (30/9/2023).
Sementara itu, perbekel Desa Keliki, I Wayan Wita menjelaskan pompa air tenaga surya memberi manfaat bagi petani dalam bercocok tanam, terutama di hilir dalam menghadapi musim kering.
I Wayan mengungkapkan selain irigasi, air dari pompa tersebut juga dimanfaatkan untuk minum warga.
"Permasalahan di Desa Keliki ini, saat musim kering, airnya kecil dari hulu, tidak sampai ke bawah, sehingga membuat bercocok tanam mengalami kendala, berkat sumur dan pompa dengan energi PLTS ini sekarang sudah lancar," ujar I Wayan.
Turut hadir, Koordinator Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Ketatausahaan Kementerian ESDM Khoiria Oktaviani pada kunjungan ini. Ia mengatakan pemasangan PLTS di Desa Keliki bisa menjadi percontohan desa di Bali.
"Setelah setahun pemasangan PLTS di Desa Keliki ini masih tetap sustain dan masyarakat juga semuanya aware untuk menjaga dan merawatnya, semoga desa ini bisa menjadi percontohan dan inspirasi untuk desa-desa yang ada di Bali atau di Indonesia lainnya," kata Khoiria.
Salah satu delegasi dari USAID Bill Meade juga mengatakan dirinya senang mengikuti kegiatan ini.
"Saya sangat senang dengan mengunjungi desa yang telah mengimplementasikan energi yang berkelanjutan, hal ini adalah contoh kontribusi nyata kolaborasi Pertamina dengan kelompok masyarakat untuk kebutuhan hidup masa depan yang baik," kata Billy.
Diketahui, Desa Keliki menjadi satu dari 52 desa, yang dibina oleh Pertamina dan melibatkan secara langsung anak muda dalam proses instalasi dan juga edukasi, sebagai kontribusi nyata anak muda dalam transisi energi di Indonesia.
Selain di desa Keliki, desa energi berdikari Pertamina sudah tersebar di 52 lokasi dengan menghasilkan 143.250 WP energi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, 605.000 m3/tahun energi Gas Metana & Biogas, 16.500 WP energi Hybrid Surya dan Angin, 8.000 Watt energi microhydro dan 6.500 liter/tahun biodiesel, dapat mengurangi dampak emisi sebesar 565.896 ton Co2 eq/ tahun serta memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat sebesar Rp 1,8 miliar/tahun.
Simak Video "Hari Lingkungan Hidup 2025: Pertamina Tampilkan Teknologi Ramah Lingkungan dari Desa"
(prf/ega)