PLTU Suralaya Disuntik Mati, Erick Thohir: Ternyata Tidak Mengurangi Polusi

PLTU Suralaya Disuntik Mati, Erick Thohir: Ternyata Tidak Mengurangi Polusi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 31 Agu 2023 18:01 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkomitmen untuk mendorong pemangkasan jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara demi mengurangi polusi Jakarta. Terbaru, yakni PLTU Suralaya yang baru saja disuntik mati.

Namun ternyata, hanya dengan menyuntik mati PLTU tidaklah cukup untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Bahkan, dampaknya belum terlihat. Hal ini diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Okelah PLTU sekarang disalahkan, kita matikan Suralaya, 1, 2, 3, 4. Tetapi di data terakhir, tidak mengurangi polusi ternyata. Tapi tetap kita matikan, karena ini komitmen bersama untuk menjaga polusi," kata Erick, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erick mengatakan, polusi merupakan musuh bersama karena akan mempengaruhi kesehatan warga Jakarta. Oleh karena itu, selain suntik mati PLTU, pihaknya juga terus mendorong penggunaan corong penampung alias scrubber di seluruh PLTU demi mengurangi emisi.

Selain menyuntik mati PLTU Suralaya, pemerintah juga berupaya mendorong jumlah emisi melalui pengoperasian LRT Jabodebek. Menurutnya, LRT memiliki kapasitas hingga 400 ribu penumpang sehingga bisa mengurangi jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta.

ADVERTISEMENT

"Ini ada polusi harus kita lawan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan apa? Publik transportasi. LRT ini nanti pelan-pelan berjalan baik bisa 140.000 loh penumpang, bisa sampai 400.000 ribu, artinya apa? Jumlah kendaraan yang datang ke Jakarta 992.000 bisa berkurang," katanya.

Meski percepatan terus didorong, menurutnya tidak mungkin masalah polusi ini diselesaikan hanya dalam waktu tiga bulan ke depan.

"PLTU PLN yang ada tingkatan di bawah daripada yang harus ditargetkan hampir 50%. Kita sudah lakukan itu tetap kita ingin ada percepatan, Beijing perlu 6 tahun, San Paulo 10 tahun, Jakarta tidak mungkin dalam 3 bulan ini diselesaikan masalah polusi," pungkasnya.

Lihat juga Video: Saat Istana Meluruskan Pernyataan Jokowi PLTU Batu Bara Tutup 2025

[Gambas:Video 20detik]




(shc/das)

Hide Ads