Dirut Pertamina Sebut Tiap Negara Punya Titik Awal Berbeda Wujudkan NZE

KTT ASEAN 2023 - AIPF

Dirut Pertamina Sebut Tiap Negara Punya Titik Awal Berbeda Wujudkan NZE

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 06 Sep 2023 14:25 WIB
Dirut Pertamina di Forum AIPF 2023
Foto: Tangkapan Layar Youtube Pertamina
Jakarta -

Bagi negara berkembang melakukan transisi energi tidak semudah seperti membalikan telapak tangan. Pasalnya, ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh setiap negara berkembang.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan salah satu tantangannya terlihat dari titik awal suatu negara melakukan transisi energi untuk mewujudkan net zero emission (NZE). Sebab setiap negara memiliki kekayaan sumber daya alam, kesiapan teknologi, finansial, dan kualitas SDM yang berbeda.

"Setiap negara memiliki starting point yang berbeda. Kita menuju net zero emission semua negara komit dengan itu. Tapi kita memiliki starting point yang berbeda maka pathway-nya berbeda," kata Nicke di sela-sela sesi Green Infrastructure and Resilient Supply Chain, ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), Jakarta, Rabu (6/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan khusus di Indonesia, Pertamina sebagai perusahaan oil and gas Tanah Air turut berkontribusi dalam melakukan transisi energi secara bertahap. Salah satu caranya yakni dengan menjaga keamanan energi nasional.

"Kita tetap menjaga energy security karena itu yang diperlukan oleh Indonesia sebagai negara berkembang," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Langkah itu dilakukan karena Indonesia memiliki ambisi yang cukup tinggi untuk meningkatkan Gross domestic product (GDP).

"Memiliki target yang ambisius untuk meningkatkan GDP-nya, dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil, inflation rate-nya stabil untuk itu perlu energi karena itu katalis untuk pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Meskipun begitu, Indonesia turut mengajak negara-negara ASEAN untuk bersama wujudkan nett zero emission. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam peresmian AIPF Selasa (6/9/2023) mengajak negara-negara ASEAN untuk menggenjot kerja sama transisi energi hingga kendaraan listrik.

"Untuk itu, ASEAN Indo Pacific Forum hadir untuk mengubah rivalitas di Indo-Pasifik menjadi kerja sama yang bermanfaat, serta membangun habit of cooperation yang win-win formula, tanpa satu pun merasa dikucilkan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan untuk lingkup ASEAN, kawasan tersebut membutuhkan US$ 29,4 triliun untuk melakukan transisi energi.

"Dan dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan dan profitable dan sustainable," tutupnya.

(anl/ega)

Hide Ads