Investasi untuk pembangkit energi terbarukan relatif tinggi. Meski demikian, investasi di pembangkit energi terbarukan menawarkan keuntungan.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan, saat ini merupakan fase kritis dalam transisi energi. Dia bilang, hal ini terjadi karena transisi energi menawarkan tantangan yang besar, tapi juga menawarkan peluang yang luar biasa juga.
Ia mengatakan, investasi pembangkit listrik tenaga gas untuk kapasitas 1 giga watt (GW) sebesar U$ 0,5 miliar. Sementara, pembangkit hidro dengan kapasitas yang sama US$ 2 miliar dan panas bumi US$ 2,7 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya investasinya empat kali lipat, artinya jumlah utangnya semakin besar," kata Darmawan dalam ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Meski demikian, dia menyebut, biaya operasional untuk pembangkit energi terbarukan relatif kecil.
"Namun pada saat yang sama juga biaya operasional, belanja operasional, biaya bahan bakar energi terbarukan sangat rendah. Jadi ketika kita berbicara tentang energi terbarukan, sebagai base load itu adalah investasi awal," kayanya.
Oleh karena itu, dia bilang, yang menjadi tantangan dalam transisi ini adalah mendatangkan investasi. Ia pun mengaku bangga dengan AIPF yang digelar hari ini.
"Jadi tantangan terbesar dalam transisi energi adalah bagaimana kita bisa mengerahkan banyak modal. Dan tentunya forum semacam ini, ASEAN Pacific Forum memberikan rasa bangga bagi kita," ujarnya.
(acd/rrd)