Dirut PLN Ungkap Harga Listrik EBT Kini Semakin Murah, tapi...

KTT ASEAN 2023 - AIPF

Dirut PLN Ungkap Harga Listrik EBT Kini Semakin Murah, tapi...

Yudistira Imandiar - detikFinance
Rabu, 06 Sep 2023 15:01 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Jakarta -

Transisi energi menjadi inisiatif kunci untuk mengatasi perubahan iklim demi tercapainya kelestarian lingkungan. Di sisi lain, saat ini energi baru terbarukan (EBT) kini cenderung lebih murah.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan saat ini harga EBT untuk produksi listrik sudah jauh lebih murah. Bahkan, harga EBT seperti tenaga surya dan angin lebih murah dari energi fosil.

"Dulu kalau kita berbicara energi listrik yang baseload adalah yang berbasis pada batu bara (harganya) sekitar (USD) 5-6 sen (per Kwh), sedangkan renewable energy tenaga surya and tenaga angin (USD) 11 sen sampai 12 sen, jadi lebih mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Tapi) Saat ini kita lelang itu tenaga angin dengan tenaga solar itu hanya sekitar 5-6 sen, jadi lebih murah EBT sedangkan baseload nya berbasis pada gas, hidrogen, geothermal berbasis sekitar (USD) 9-11 sen. Maka, menambah (pemanfaatan) EBT akan menurunkan biaya," jelas Darmawan kepada wartawan di ajang ASEAN Indo Pacific Forum di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Tetapi, kata Darmawan, pemanfaatan EBT tidak dapat dilakukan secara instan dan singkat. Sebab, penggunaan EBT memerlukan teknologi digital yang komprehensif. Oleh sebab itu, PLN mengembangkan teknologi yang dinamakan Smart Grid.

ADVERTISEMENT

"Nah untuk itu kita membangun namanya Digital Powerplant, ada Flexible Generation Capacity, ada Smart Transmission, ada Smart Dispatch Centre, ada Smart Distribution, ada Smart Meter. Sehingga dengan adanya teknologi baru ini digitalisasi sistem ekosistem kelistrikan ini,. maka kita mampu menambah variable energi baru terbarukan tenaga surya dan tenaga angin dalam jumlah yang besar, yang tadinya 5 gigawatt menjadi sekitar 28 gigawatt," papar Darmawan.

Darmawan menambahkan PLN telah merancang skema Accelerated Energy Development. Dengan skema tersebut, PLN dapat menambah pembangkit dengan 75 persennya berbasis EBT dan 25 persennya berbasis gas.

"Dengan adanya transisi energi ini kita merancang sebuah perencanaan di mana transisi energi ini akan mampu memfasilitasi akselerasi Pembangunan. Bagaimana kita bisa membuat lebih banyak pekerjaan, kita menghadirkan kesejahteraan, bagaiamana kita membangun kapasitas nasional bagaimana tadi dalam panel kita bisa menyetarakan pembangunan dengan lingkungan berkelanjutan," ujar Darmawan.




(akd/akd)

Hide Ads