Bos Pertamina Beberkan Potensi Penyimpanan Karbon di RI

Bos Pertamina Beberkan Potensi Penyimpanan Karbon di RI

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 11 Sep 2023 12:11 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan PT Pertamina (Persero) terus mencanangkan Program Langit Biru dengan mengembangkan bahan bakar kendaraan berbasis nabati atau bioenergi.
Direktr Utama Pertamina Nicke Widyawati - Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Ada total 400 Gigaton potensi CO2 di penjuru negeri. Indonesia pun berpotensi menjadi carbon capture and storage (CCS) regional hub atau sentra penangkap dan penyimpan karbon di kawasan Asia Tenggara.

Informasi mengenai hal tersebut awalnya diungkap oleh Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dalam agenda International & Indonesia CCS Forum yang terlaksana Senin (11/9/2023).

Nicke mengatakan Indonesia berpotensi menyimpan 400 Gigaton CO2. Sejumlah ini diperoleh dari berbagai sumber industri energi, terutama sektor migas. Sebagai perusahaan migas pelat merah, Nicke menjelaskan Pertamina berinisiatif mengembangkan carbon capture, utilization and storage (CCUS) dan inisiatif Nature Based Solutions (NBS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Potensi CO2 kita 400 Gigaton. Untuk mencapai target net zero emission atau bebas karbon pada 2030, kajian dan pilot project dilangsungkan di 15 proyek migas yang tersebar berbagai daerah," ucapnya.

Selain itu, Nicke mengatakan juga menjelaskan Indonesia bisa menjadi salah satu pemain kunci upaya dekarbonisasi di Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

Karena terletak di antara dua benua, Indonesia bisa menjadi salah satu CCS regional hub atau sentra penangkap dan penyimpan karbon di ASEAN. Berdasarkan data yang ditampilkan di layar tancap, Nicke menjelaskan ada tiga daerah di Indonesia yang berpotensi jadi CCS hub, karena bisa menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Ketiganya adalah pertama, Asri Basin Saline Formation, yang terletak di Jawa Barat. Wilayah ini bisa menyimpan 3 Gigaton CO2.

Lalu Kalimantan Timur (Tambora, Nilan, dan Saline Formation), yang diperkirakan bisa menyimpan total 270 juta ton CO2. Dan terakhir, Sumatera Barat (Libo Field dan Saline Menggala Formation). Wilayah ini diproyeksi bisa menyimpan 100 juta ton CO2.

"Indonesia bisa memainkan peran penting dalam transaksi skala global. Karena melimpahnya sumber daya alam dan letaknya yang strategis," ungkapnya.

Hingga saat ini, Nicke pun menjelaskan sejumlah inisiatif dekarbonisasi sudah dilakukan Pertamina. Dua di antaranya adalah mengubah aset kilang yang ada menjadi kilang yang hijau (green refinery) untuk mempercepat pemakaian bioenergi. Serta mengembangkan bisnis nol karbon melalui Pembangkit Listrik Panas Bumi dan pembangkit listrik tenaga air hingga penerapan CCUS.

Lihat juga Video: Bumi Catatkan Rekor Suhu Terpanas Pada 3 Juli 2023

[Gambas:Video 20detik]



(kil/kil)

Hide Ads