Indonesia Butuh Rp 300 T/ Tahun demi Capai Target Produksi 1 Juta Barel Minyak

Indonesia Butuh Rp 300 T/ Tahun demi Capai Target Produksi 1 Juta Barel Minyak

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 12:58 WIB
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Nusa Dua -

Indonesia menargetkan dapat memproduksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari pada 2030 mendatang. Untuk mencapai target itu, dibutuhkan investasi sebesar US$ 20 miliar/tahun atau setara Rp 306 triliun/tahun (kurs Rp 15.300).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam sambutannya pada pembukaan The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4.

"investasi besar-besaran juga diperlukan untuk mencapai target tahun 2030. Kami memperkirakan Industri Hulu Migas perlu menarik investasi lebih dari US$ 20 miliar setiap tahunnya. Target investasi pada tahun 2023 sebesar US$ 15,5 miliar (meningkat 28%). Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan investasi global (6,5%) dan Rencana Jangka Panjang (LTP)," katanya, di Nusa Dua Bali, Rabu (20/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi menegaskan, demi mencapai target-target tersebut Indonesia perlu mengambil langkah agresif. Salah satunya, Indonesia perlu mengebor lebih dari 1.000 sumur per tahun setelah tahun 2025.

"Untuk tahun ini, prospek pengeboran pengembangan adalah 827 sumur, peningkatan besar-besaran sejak tahun 2020. Angka ini 344% lebih tinggi dibandingkan pengeboran tahun 2020 sebanyak 240 sumur," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, faktor paling penting bagi pertumbuhan investasi hulu migas ini ialah daya tarik investasi. Adapun berdasarkan catatan IHS, daya tarik investasi Indonesia telah meningkat sejak tahun 2020. Hal ini terutama didorong oleh dukungan Pemerintah untuk menciptakan sistem fiskal yang fleksibel dan pendukung investasi lainnya yang mengurangi risiko investasi.

"Namun, untuk menarik lebih banyak investasi, kita harus bersaing dengan negara lain. Oleh karena itu, ada lebih banyak pekerjaan perlu dilakukan, khususnya pada aspek hukum & kontrak, serta peningkatan kegiatan eksplorasi untuk menemukan giant discovery," jelasnya.

Simak juga Video: Eks Mendag Lutfi Dicecar 63 Pertanyaan soal Kasus Migor oleh Kejagung

[Gambas:Video 20detik]




(shc/das)

Hide Ads