Bos SKK Migas Buka-bukaan Nasib 'Harta Karun' Jumbo di Papua

Bos SKK Migas Buka-bukaan Nasib 'Harta Karun' Jumbo di Papua

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 16:31 WIB
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Nusa Dua -

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyampaikan kabar terbaru tentang 'harta karun' migas di Papua yakni Blok Warim. Area ini dikabarkan akan ditender dalam waktu dekat.

Blok Warim disebut-sebut memiliki cadangan minyak dan gas (migas) yang besar. Bahkan, jumlahnya diperkirakan beberapa kali lipat dibandingkan dengan Blok Masela. Oleh karena itu, ia kerap disebut sebagai 'harta karun'.

"Blok Warim akan segera ditender," kata Dwi, dalam konferensi pers di sela-sela acara The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4, Nusa Dua Bali, Rabu (20/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu sedang disiapkan Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) akan melelangnya," sambungnya.

Selain itu, ia juga menjamin proyek garapan blok migas raksasa itu tak akan mengganggu keberadaan hutan lindung Papua. Sebelumnya, kawasan ini tumpang tindih sekitar 9% dengan area hutan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Mengenai hutan lindung yang overlap (dengan hutan lindung) itu akan ditinggal," tegasnya.

Sebagai tambahan informasi, diperkirakan potensi sumber daya migas yang terkandung dalam Blok Warim mencapai 27 miliar barel per hari. Kawasan ini termasuk ke dalam 5 temuan sumber migas yang telah diumumkan dan menjadi salah satu fokus SKK Migas dan Kementerian ESDM untuk dikembangkan.

"Kita lihat kemarin kita temukan lagi potensial 27 miliar crude oil potensial di Warim, di Papua," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Marine Spatial Planning and Expo Service 2023 di Pullman Jakarta Central Park, Selasa (19/9/2023).

Potensi migas raksasa di Warim itu diketahui masih terbentur dengan masalah lingkungan karena wilayah tersebut berada di Taman Nasional Lorentz. Luhut bilang, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Dengan koordinasi itu, pemerintah menyepakati untuk melanjutkan eksplorasi kepada PT Pertamina (Persero) dengan cara melakukan pengeboran secara miring. "Sedang dimulai (pembahasan dengan KLHK), sudah di-follow up oleh Pertamina," tuturnya.

"Itu Pertamina masih sendiri. Warim itu memang ada sedikit masalah, karena itu hutan lindung, tapi mungkin mereka mau ngebor miring," tambahnya.

Simak juga Video: Polisi Mau Periksa Ahli Migas untuk Dalami Penyebab Kebakaran Plumpang

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads