Harta Karun Migas RI Melimpah tapi Produksi Seret, PHE Siapkan Strategi Ini

Harta Karun Migas RI Melimpah tapi Produksi Seret, PHE Siapkan Strategi Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 21 Sep 2023 15:48 WIB
VP Exploration Existing Asset PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Bayu Giriansyah
VP Exploration Existing Asset PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Bayu Giriansyah. (Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom)
Nusa Dua -

Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya minyak dan gas (migas). Namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi produsen minyak mentah dalam negeri hingga akhirnya produksinya terbilang belum optimal alias seret.

VP Exploration Existing Asset PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Bayu Giriansyah mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapinya ialah kebanyakan lapangan yang dikelolanya ialah lapangan yang sudah tua alias mature.

"Lapangan yang sudah di eksplorasi bahkan diproduksikan dekade, di samping ada beberapa juga yang lebih dari satu abad dieksplor dan diproduksikan," kata Bayu, dalam acara 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG), Nusa Dua Bali, Kamis (21/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas kondisi ini, menurutnya tidak ada cara lain selain mengambil langkah yang berbeda dari sebelumnya, baik lewat pengembangan eksplorasi maupun cara eksekusinya. Menyangkut kondisi ini, PHE punya 3 strategi. Pertama ialah fokus di area eksisting untuk bertahan, keluar dari blok eksisting dan masuk ke daerah yang emerging bahkan frontier, dan terakhir memperkuat partnership.

"Bisa eksplorasi di daerah dekat-dekat saja, jumlahnya limited. Namun ini harus kita balance dengan mencari yang high risk, high reward," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Walau demikian, bukan berarti di daerah yang dekat dengan sumur-sumur eksisting tak ada potensi sumber migas besar. Salah satunya yakni Blok Wilela yang kini telah dieksekusi. Area tersebut ternyata sudah pernah dibor 30 tahun lalu, namun pada kala itu dinyatakan bahwa areanya kering sehingga tak jadi dibor.

"Ternyata kita lihat yang dikatakan dry karena kita tak memiliki teknologi atau kemampuan untuk menganalisis," katanya.

Atas kondisi ini, menurutnya peran teknologi sangat penting dalam menunjang pekerjaan. Apabila teknologi tidak mengalami improvisasi, ke depan bisa jadi ini menjadi tantangan baru bagi operator blok migas. Ditambah lagi dengan kondisi sumur-sumur minyak RI yang terbilang tua, teknologi sangat dibutuhkan.

"Kuncinya adalah untuk mencapai target 1 juta barel per hari, harus diimbangi teknologi pemboran yang makin ke depan, pemboran kita entah itu makin remote, dalam, atau bahkan deep water. Mostly gas targetnya (menunjang transisi energi). Dan ini tentunya menjadi target kita bersama," pungkasnya.

Simak juga Video: Strategi SKK Migas Capai Target Produksi Migas 2030

[Gambas:Video 20detik]



(shc/das)

Hide Ads