Proyek Kilang Tuban Seret Imbas Perang, Wamen Sebut Butuh 6 Bulan Cari Solusi

Proyek Kilang Tuban Seret Imbas Perang, Wamen Sebut Butuh 6 Bulan Cari Solusi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 09 Okt 2023 14:10 WIB
(Kika) Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Hery Gunardi, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Keuangan Panji Irawan dan Corporate Secretary Rohan Hafas sedang menyampaikan Paparan Kinerja Triwulan IV-2018 di Jakarta, Senin (28/1/2019). Bank Mandiri membukukan mencatat laba bersih Rp25,0 triliun pada akhir 2018 atau tumbuh 21,2% yoy. Kenaikan itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 5,28% menjadi Rp57,3 triliun dan kenaikan fee based income sebesar 20,1% menjadi Rp28,4 triliun, sedangkan NPL gross menurun signifikan sebesar 71 bps menjadi 2,75%.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban menghadapi tantangan. Sebab, perusahaan Rusia, Rosneft yang menjadi mitra PT Pertamina (Persero) dalam proyek tersebut sulit merealisasikan investasinya imbas perang Rusia-Ukraina.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya tengah melakukan diskusi untuk mencari solusi ke depan. Dia menyebut, setidaknya butuh waktu enam bulan untuk mencari solusi ini.

"Kan kita lagi diskusi karena kan memang Rosneft atau Rusia dengan kondisi geopolitik sekarang ada tantangan. Kami lagi diskusi kira-kira seperti apa ke depan untuk solusinya dan kita nanti mungkin dalam waktu enam bulan ke depan kita akan cari solusi bersama," katanya di Jakarta, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya apakah ada potensi mitra baru, pria yang akrab disapa Tiko mengatakan, belum sampai ke arah sana. "Belum sampai ke sana, tapi tentunya kita melihat kondisi geopolitik dan kekuatan keuangan untuk kebutuhan investasinya," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan investor Rusia kesulitan merealisasikan kucuran modalnya untuk Kilang Tuban. Hal tersebut membuat pemerintah berencana mencari investor baru untuk proyek tersebut.

ADVERTISEMENT

Situasi geopolitik usai Rusia menginvasi Ukraina, membuat negara tersebut banyak dikucilkan. Hal itu yang membuat investasi Rusia melalui Rosneft di Kilang Tuban mengalami hambatan.

"Rusia menghadapi blokade dan persoalan ekonomi dan geopolitik sehingga mungkin sulit untuk melanjutkan, dicarikan partner lain," ungkap Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).

"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi," ujarnya.

(acd/ara)

Hide Ads