Keren! Pertamina & Garuda Berhasil Uji Terbang dengan Bioavtur

Keren! Pertamina & Garuda Berhasil Uji Terbang dengan Bioavtur

Danica Adhitiawarman - detikFinance
Selasa, 10 Okt 2023 13:01 WIB
Para tamu undangan berfoto di depan pesawat Boeing 737-800 yang akan melakukan uji coba terbang menggunakan Bioavtur j2.4 menuju Pelabuhan Ratu. Tangerang, Banten. Rabu (04/10)
Foto: Pertamina-Para tamu undangan berfoto di depan pesawat Boeing 737-800 yang akan melakukan uji coba terbang menggunakan Bioavtur j2.4 menuju Pelabuhan Ratu. Tangerang, Banten. Rabu (04/10).
Jakarta -

Pertamina dan Garuda Indonesia berhasil melakukan uji terbang pertama pesawat komersial menggunakan bahan bakar ramah lingkungan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Kerja sama ini guna merealisasikan komitmen untuk berkontribusi dalam program penurunan emisi karbon.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyampaikan uji coba penggunaan SAF jenis Bioavtur J2.4 adalah bagian dari komitmen serta upaya berkelanjutan Garuda Indonesia Group dalam mendukung berbagai inisiatif dekarbonisasi yang salah satunya dilaksanakan melalui penjajakan penggunaan SAF pada lini operasional penerbangan Garuda Indonesia.

"Ini adalah milestone yang sudah kita tunggu-tunggu. Hal ini tentunya menjadi optimisme tersendiri bagi langkah kita bersama untuk merealisasikan mimpi besar kita mewujudkan green energy pada ekosistem aviasi nasional untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission yang diproyeksi dapat terealisasi pada tahun 2060 mendatang," ujar Irfan dalam keterangan tertulis, Selasa (10/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uji terbang pertama tersebut dilaksanakan selama satu jam pada Rabu (04/10) di hanggar 4 Garuda Maintenance Facility AeroAsia, kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Pesawat melintasi area udara Pelabuhan Ratu, lalu kembali terbang dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Adapun pengujian SAF dilakukan dengan tahapan ground round dan flight test pada pesawat komersial berjenis Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX milik maskapai Garuda Indonesia.

ADVERTISEMENT

Tim Peneliti PT LAPI ITB menyatakan hasil yang positif yaitu respon pesawat baik dan terkendali. Dengan hasil itu, Pertamina dan Garuda Indonesia siap melanjutkan sinergi BUMN tersebut ke tahap selanjutnya, yakni rencana penggunaan SAF dalam penerbangan komersial Garuda Indonesia.

Kemudian, Irfan mengungkapkan setelah melewati seluruh rangkaian uji penggunaan SAF, ke depannya misi kolaboratif antara Pertamina dan Garuda Indonesia akan terus dilanjutkan dalam menorehkan sejarah baru pada industri aviasi nasional melalui langkah penerapan SAF pada penerbangan komersial Indonesia.

"Kami menyadari bahwa dalam mewujudkan komitmen pengelolaan green energy khususnya pada ekosistem aviasi tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Karena itu, kami turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh stakeholder yang telah mewujudkan langkah awal dalam penerapan energi terbarukan pada operasional penerbangan Garuda Indonesia," ucapnya.

Ia pun mengatakan selanjutnya Garuda Indonesia siap untuk menjajaki penggunaan SAF tersebut pada lini operasional penerbangan komersial. Kesiapan tersebut akan diselaraskan dengan kajian implementasi SAF secara komprehensif terhadap kesiapan sektor korporasi dalam mengadaptasi penggunaan energi terbarukan ini khususnya pada lini penerbangan komersial.

"Ini merupakan langkah awal yang kiranya dapat menjadi misi berkelanjutan bagi ekosistem aviasi untuk bergerak semakin adaptif dalam menghadirkan kontribusi bagi keberlangsungan lingkungan hidup," ungkapnya.

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan Pertamina sebagai perusahaan energi terus berupaya untuk mengembangkan bahan bakar hijau, salah satunya dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi Indonesia.

"Produk SAF merupakan hasil inovasi lintas fungsi dan subholding Pertamina. Ini merupakan bukti berkomitmen untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan renewable fuel khususnya bahan bakar pesawat terbang," tuturnya.

Lalu, Nicke menjelaskan Pertamina memproduksi SAF pada fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional, yaitu Kilang Cilacap menggunakan metode co-processing ester dan fatty acid (HEFA).

SAF mempunyai banyak keunggulan, di antaranya emisi yang lebih rendah dibandingkan fossil fuel. Nantinya SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi Indonesia.

"Keberhasilan Pertamina memproduksi SAF menjadi yang pertama di Regional Asia Tenggara. Harapannya SAF bisa dapat segera dipasarkan penerbangan komersial sebagai tonggak utama pengembangan green energy di Indonesia dan berkontribusi pada program dekarbonisasi," sambungnya.

Selain kerja sama Pertamina dan Garuda Indonesia dalam mengembangkan SAF, keberhasilan ini merupakan kerja keras bersama dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN serta para anak usaha Pertamina dan Garuda Indonesia.

Pengembangan SAF merupakan salah satu upaya menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target NZE 2060.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG's). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.




(ega/ega)

Hide Ads