Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penggunaan LPG subsidi terus meningkat setiap tahun. Hal ini berdampak pada beban fiskal yang juga meningkat.
Pada 2022 pemerintah memberi subsidi untuk 7,8 juta ton LPG. Di sisi lain, penggunaan gas non LPG terus mengalami penurunan. Untuk 2023 Airlangga menyebut subsidi gas bisa mencapai Rp 117 triliun.
"Dan tahun 2022 kemarin mencapai 7,8 juta ton, ini yang subsidi. Dan yang non subsidi itu turun terus, jadi yang tahun kemarin sekitar 580 ribu. Subsidi ini diperkirakan tahun ini subsidinya bisa mencapai Rp 117 triliun," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menyebut salah satu solusinya adalah mengoptimalkan pembangunan jaringan gas ke rumah tangga. Targetnya ada 2,5 juta jaringan gas di tahun 2024.
Pemerintah sedang menyiapkan aturan yang membolehkan pihak swasta menggarap pengembangan jaringan gas lewat skema KPBU. Penanggung jawabnya ada di Kementerian ESDM.
Saat ini baru ada sekitar 835 ribu jaringan gas, rinciannya 594 ribu oleh pemerintah dan 241 ribu dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Airlangga menargetkan jaringan gas di 2024 mencapai 2,5 juta sambungan.
"Karena kalau cuma 800 ribu terlalu rendah. Kan targetnya semula 4 juta, cuma dengan capaian 800 riba ini target 4 juta di 2024 sulit tercapai. Jadi dari 835 ribu sambungan sekarang, diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 2,5 juta, tapi yang kerja nanti pihak swasta," ujarnya.
(kil/kil)