Polisi Vietnam menangkap enam orang atas tuduhan pelanggaran peraturan pertambangan, termasuk pimpinan sebuah perusahaan. Dia aktif mendorong industri logam tanah jarang Vietnam agar bisa menyaingi dominasi China.
Pemerintah Vietnam berencana melelang konsesi pertambangan baru untuk logam tanah jarang pada akhir tahun ini. Pejabat dari Vietnam Rare Earth JSC (VTRE), yang akan melakukan penawaran, menjadi salah satu yang ditangkap polisi.
Kementerian Keamanan Publik Vietnam menyatakan bos VTRE, Luu Anh Tuan, dituduh memalsukan penerimaan pajak pertambahan nilai dalam perdagangan logam tanah jarang dengan Thai Duong Group, perusahaan mengoperasikan tambang di provinsi Yen Bai, Vietnam utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Reuters, Jumat (20/10/2023), kantor VTRE di Hanoi sudah tutup berhari-hari, sementara Tuan belum memberikan komentar.
VTRE telah bermitra dengan perusahaan pertambangan Australia Australian Strategic Materials (ASM) (ASM.AX) dan Blackstone Minerals LTD (BSX.AX). September lalu Blackstone setuju untuk bermitra dengan VTRE untuk memenangkan konsesi di tambang terbesar di negara itu, Dong Pao di provinsi Lai Chau
Seorang eksekutif Blackstone mengatakan investasi perusahaan di proyek tersebut diperkirakan mencapai US$ 00 juta jika memenangkan konsesi. Sementara ASM menandatangani perjanjian pada bulan April dengan VTRE untuk pembelian 100 ton logam tanah jarang.
Saat dikonfirmasi dampak kasus yang menimpa pimpinan VTRE, Baik Blackstone maupun ASM enggan menanggapi. Saham Blackstone turun lebih dari 8% pada hari Jumat, sementara nilai saham ASM tetap stabil.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, Vietnam memiliki cadangan mineral penting terbesar kedua setelah China yang digunakan dalam pembuatan mobil listrik dan turbin angin.
(ily/hns)