Kementerian ESDM Ungkap AS-Rusia Mau Bangun Pembangkit Nuklir di RI

Kementerian ESDM Ungkap AS-Rusia Mau Bangun Pembangkit Nuklir di RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 24 Okt 2023 16:53 WIB
Infografis PLTN Zaporizhzhia
Ilustrasi/Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Jakarta -

Sejumlah perusahaan asing melirik pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Perusahaan asing itu di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, selain PT ThorCon Power Indonesia, perusahaan asal AS NuScale berniat membangun PLTN di Indonesia.

"Sekarang ini setahu kami yang sedang jalan selain ThorCon, itu NuScale sudah tanda tangan dengan Indonesia Power, kerja sama studi lagi jalan, NuScale yang Amerika Serikat," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudo mengatakan, perusahaan asal Rusia Rosatom juga melirik pembangunan PLTN. "Kedua, salah satu juga yang menawarkan tiga-empat minggu lalu di Wina, IAEA General Conference, itu dari Rusia Rosatom kalau mereka sudah lama sekali, bertahun-tahun komunikasi terus," katanya.

Dia mengatakan, NuScale mengembangkan pembangkit nuklir skala kecil small modular reactor (SMR) yang lebih aman dan maju. SMR, kata dia, cocok digunakan untuk wilayah dan pulau-pulau terpencil di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Sementara, Rosatom mengembangkan pembangkit skala besar. Salah satu yang tengah dibangun Rosatom adalah pembangkit nuklir Bangladesh. Yudo juga mengatakan, Rusia juga telah mengembangkan pembangkit skala kecil yang digunakan untuk kapal pemecah es.

"Kalau Rosatom memang dia punya rentangnya cukup besar, ada yang mereka lagi bangun di Bangladesh contoh, cukup besar itu GW skalanya. Terus juga mereka punya yang kecil SMR sekarang yang ada, sekarang itu yang beroperasi dari Rusia, Rosatom dipakai untuk kapal pemecah es, itu tempatnya di utara sana, jauh di utara untuk mecah es," terangnya.

Dia mengatakan, untuk mengembangkan PLTN perlu hati-hati. Dia juga menerangkan, untuk mengembangkan pembangkit listrik energi baru terbarukan dibutuhkan pembangkit yang menjadi penopang beban listrik dasar (base load).

"Base load ini selain daripada hidro atau geothermal, kita harapkan juga satu saat nanti kita bisa barangkali kita bisa melakukan nuklir yang sekarang studinya paling tidak dengan NuScale udah tanda tangan dengan Indonesia Power," terangnya.

(acd/ara)

Hide Ads