Menteri BUMN sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Erick Thohir menyebut jika diskusi terkait divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk masih alot. Divestasi ini sendiri merupakan syarat bagi Vale untuk meneruskan operasinya di Indonesia.
Terkait itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, divestasi ini tersendat terkait urusan business to business (B to B). Sebagaimana diketahui, holding pertambangan BUMN, MIND ID berniat mengambil saham tersebut.
Di sisi lain, Arifin mengatakan, jika dari sisi sektor mineral dan batu bara (minerba) sudah tidak ada masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian terkait Vale ini kan masih tersendatnya masalah B to B business to business, kalau dari sektor minerbanya nggak ada masalah," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (3/11/2023).
Menurutnya, progres divestasi Vale ini perlu ditanyakan lebih jauh ke Kementerian BUMN.
"Mungkin perlu ditanya lebih jauh di Kementerian BUMN. Kita hanya menjaga bagaimana sumber daya alam itu termonetasi, dikasih nilai tambah, sehingga memang bisa menciptakan lapangan kerja yang baru," katanya.
Kembali, persoalan B to B ini yang masih alot tapi tetap berjalan. Besaran saham yang dilepas pun tergantung dari diskusi tersebut.
Meski begitu, Arifin mengatakan, Vale berjanji tak melepas saham dengan harga mahal.
"Vale sudah bilang dia nggak akan kasih harga yang mahal, nah ini kita pegang janjinya," katanya.
Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan, diskusi terkait divestasi Vale Indonesia terus berjalan. Namun, Erick Thohir menyebut diskusi berjalan alot.
"Udah, tinggal diskusi terus. (Diskusi) Ya alot," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (30/10).
(kil/kil)