Genjot Produksi Migas, PHM Dorong Inovasi di Lapangan NPU

Genjot Produksi Migas, PHM Dorong Inovasi di Lapangan NPU

Aafi Syaddad - detikFinance
Kamis, 09 Nov 2023 16:43 WIB
Pertamina
Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan dari SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk perusahaan, berhasil memproduksi minyak sebesar 26,251 BOPD dan 530 MMscfd untuk gas (wellhead) status year to date (YTD) Oktober 2023.

Untuk diketahui, pencapaian produksi tersebut merupakan hasil dari upaya teknis operasi yang maksimum, mengingat sebagian besar dari lapangan-lapangan minyak dan gas di WK Mahakam telah mature dan masuk ke fase empat atau penurunan produksi alamiah (natural decline).

"Selama beberapa tahun terakhir, kami berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi pada lapangan-lapangan migas yang sudah mature." ujar General Manager PHM Setyo Sapto Edi dalam keterangan tertulis, Kamis (9/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan hal tersebut dapat terwujud berkat penerapan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada.

"Selain itu, kami juga menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam memelihara dan meningkatkan kehandalan fasilitas operasi dan produksi migas yang sudah berumur puluhan tahun." jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam upaya menahan laju penurunan produksi tersebut, Setyo mengungkapkan pada tahun 2023 PHM terus melakukan pengeboran sumur pengembangan dan realisasi jumlah sumur tajak pada Triwulan tiga 2023, yakni sebanyak 54 sumur pengembangan dan satu sumur eksplorasi.

Adapun pada akhir tahun 2023, diperkirakan total jumlah sumur tajak sebanyak 90 sumur pengembangan dan dua sumur eksplorasi, serta diharapkan tambahan produksi tahun 2023 rata-rata tahunan diperkirakan sebesar 3180 BOPD untuk minyak dan 75 MMscfd untuk gas.

Selain itu, pemberian insentif dari Pemerintah Indonesia kepada Blok Mahakam di awal tahun 2021 telah memberikan kemampuan bagi WK Mahakam untuk melanjutkan program kerja pengembangan secara lebih ekstensif, termasuk menjalankan program eksplorasi yang ditujukan untuk membuka potensi prospek cadangan migas di Blok Mahakam.

Menurutnya, hal ini tentu menjadi sangat penting untuk menjamin keberlangsungan investasi dan mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia.

Inovasi NPU

Sementara itu, Field Manager North Processing Unit (NPU) Andi Suhendra menjelaskan PT Pertamina Hulu Energi melalui PHM juga terus melakukan inovasi guna menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk Indonesia.

Kali ini melalui lapangan NPU yang beroperasi sejak tahun 1998 yang berada di area rawa /swamp dan didesain awal sebagai lapangan pengolah gas.

"Lapangan NPU mengolah gas yang keluar dari sumur-sumur yang ada di area NPU, juga mengelola kiriman gas dari area Tunu dan lapangan Sisi Nubi," ujarnya.

"Selain itu, keunikan beroperasi di area swamp, itu kami memiliki Gathering Terminal Satelite (GTS) yang berfungsi untuk menjadi pengumpul gas dari sumur-sumur yang tersebar untuk selanjutnya dikirimkan lebih lanjut ke proses selanjutnya," sambungnya.

Andi menjelaskan di NPU ini akan dilakukan pemisahan antara gas dan minyak. Untuk gas akan dialirkan ke bontang untuk diproses lebih lanjut oleh Badak NGL dengan jarak kurang lebih 40 km, dan minyak dialirkan menuju Senipah untuk diproses lebih lanjut.

"Dalam perjalanannya, sumur-sumur yang dioperasikan di lapangan NPU turut menghasilkan minyak, hal ini menjadi tantangan karena keseluruhan disain awal hanya untuk gas, dan bila tidak dilakukan improvement akan menyebabkan emulsi minyak dan menyebabkan permasalahan", tambah Andi.

Ia melanjutkan saat ini produksi minyak dari Lapangan NPU mencapai 4000 Barel Minyak Per Hari (BOPD) dan gas mencapai 60 Juta Kaki Kubik Gas Per Hari (MMSCFD).

Maka dari itu, lanjut Andi, tim NPU melakukan inovasi yang bertujuan untuk dapat menghilangkan emulsi yang dihasilkan dari produksi minyak sehingga minyak dan air dapat terpisah yaitu dengan metoda Capability for Unlocking Emulsion Oil (Capucino).

"Prinsip sederhananya adalah bila terjadi emulsi maka harus diberikan demulsifier", jelasnya.

Adapun dari inovasi tersebut, Andi menyatakan pihaknya telah berhasil memisahkan emulsi dalam liquid yang semula di kisaran 30-80 persen berhasil turun hingga tersisa lima persen dan berhasil membuka potensi produksi senilai Rp 1.5 triliun.

"Dalam beroperasi, kami senantiasa mendorong terus inovasi untuk dapat menemukan terobosan positif yang dapat mendukung ketersediaan minyak dan gas bumi. Kami senantiasa berkomitmen untuk bisa menyediakan energi dari Kalimantan untuk Indonesia", pungkas Andi.

Sebagai informasi, PHM merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur.

PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.



Simak Video "Hari Lingkungan Hidup 2025: Pertamina Tampilkan Teknologi Ramah Lingkungan dari Desa"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads