Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan 9 lembaga penyalur BBM Satu Harga secara serentak. Kesembilan lembaga penyalur ini mewakili klaster Sumatera.
Adapun peresmian dipusatkan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Krueng Raya Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Jumat (24/11) kemarin.
Anggota Komite BPH Migas Harya Adityawarman (Didit) mengungkapkan BBM Satu Harga dilatarbelakangi adanya ketimpangan harga BBM di beberapa daerah, khususnya di wilayah Indonesia Bagian Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini mendorong pemerintah mencanangkan BBM Satu Harga sejak tahun 2017, yang kemudian menjadi salah satu Program Prioritas Nasional Presiden Joko Widodo.
"Dampak positif dari kebijakan BBM Satu Harga telah dirasakan oleh masyarakat, tidak terkecuali masyarakat daerah 3T (Tertinggal, Terluar dan Terdepan). Buah dari kebijakan ini tidak ada lagi disparitas harga BBM Subsidi antar wilayah di Indonesia. Sehingga ada penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan serta memberikan dampak berganda terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan masyarakat yang merata," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/11/2023).
Sementara itu, Abdul Halim yang juga anggota Komite BPH Migas menekankan perlu sinergi seluruh pihak dalam mengawal program BBM Satu Harga. Sehingga tepat waktu, tepat guna, tepat sasaran, dan mampu mewujudkan harga BBM yang terjangkau hingga ke pelosok negeri.
"Untuk sampai pada titik ini, mendistribusikan BBM sampai dengan pelosok negeri, tidak semata-mata mudah dan ditempuh dalam waktu yang tidak singkat. Ada effort dan kerja-kerja kolektif, baik dengan Pengusaha Lokal, Badan Usaha Penugasan dan pemerintah daerah," katanya.
"Oleh karena itu, cita-cita nasional yang mulia untuk memastikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, harus terus kita kawal, tidak hanya sampai lembaga penyalur ini terbangun, tetapi memastikan penyalurannya yang harus tepat guna dan tempat manfaat bagi yang berhak," imbuhnya.
Diketahui sejak tahun 2017 pemerintah berhasil membangun total 503 lembaga penyalur yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk tahun ini sudah terbangun 80 SPBU dari target 89 lokasi. Diharapkan target tersebut bisa tercapai sampai dengan akhir tahun 2023.
Pemerintah sendiri menargetkan dapat membangun total 583 SPBU sampai dengan tahun 2024.
Sementara itu, Pj. Bupati Aceh Tengah Teuku Mirzuan mengapresiasi program BBM Satu Harga yang tengah berjalan. Menurutnya program tersebut mempermudah akses masyarakat terhadap BBM yang terjangkau. Di sisi lain mendorong geliat ekonomi rakyat.
"Hari ini kami bersyukur dengan adanya tambahan dua lembaga penyalur BBM Satu Harga yang diresmikan di wilayah kami Aceh Tengah, sehingga saat ini kami memiliki tiga lembaga penyalur BBM Satu Harga," tuturnya.
Di samping itu, Executive General Manager Regional Sumatera Bagian Utara PT Pertamina Patra Niaga Freddy Anwar mengaku optimistis pemerintah mampu mencapai target pembangunan lembaga penyalur di tahun 2024.
"Sebagai badan usaha yang ditugaskan oleh Pemerintah kami optimis untuk mencapai target 583 lembaga penyalur di tahun 2024, langkah kita sudah on the track, dan kami berterima kasih kepada BPH Migas dan Pemerintah Daerah dari awal perizinan dan operasional di lapangan, sinergi ini harus kita tingkatkan," tandasnya.
Sekadar informasi, peresmian yang dipusatkan di Aceh Besar ini mewakili peresmian 9 SPBU yang berlokasi di Bunguran Selatan (Natuna), Rusip Antara (Aceh Tengah), Woyla Timur (Aceh Barat), Linge (Aceh Tengah), Pining (Gayo Lues), Siberut Barat Daya (Kepulauan Mentawai), Batang Natal (Mendailing Natal), Pesisir Tengah (Pesisir Barat) dan Rantau Rasau (Tanjung Jabung Timur).
(prf/ega)