Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati mendampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meninjau SPBU di Raja Ampat, Papua Barat. Kunjungan kerja ini dilakukan guna memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) tersedia dengan aman dan tidak terjadi kelangkaan.
Erika mengungkapkan berdasarkan pemantauan di SPBU yang telah beroperasi sekitar tiga tahun ini, harga BBM yang dijual tidak berubah, yaitu Rp 10 ribu untuk Pertalite dan Rp 6.800 untuk Solar.
"Harganya juga tidak berubah, sesuai dengan yang sudah ditetapkan pemerintah," ungkap Erika dalam keterangan tertulis, Minggu (26/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan konsumen yang ditemui di SPBU mengaku sangat bersyukur dengan adanya SPBU BBM Satu Harga.
"Jadi, insyaallah BBM Satu Harga itu bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Sehingga, mereka bisa mudah mendapatkan BBM dan juga dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif diketahui meminta BPH Migas dan Badan Usaha Penugasan untuk bekerja sama memenuhi ketersediaan dan pendistribusian BBM di seluruh Indonesia.
"Sejauh ini berjalan baik, dan pastikan jangan sampai ada kelangkaan," terang Arifin.
Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi yang turut hadir berharap kesamaan harga dalam pendistribusian BBM dapat berdampak positif bagi masyarakat setempat.
"Mudah-mudahan dengan adanya SPBU ini, bisa mengembangkan perekonomian di wilayah Raja Ampat," harapnya.
Sebagai informasi, peninjauan ini turut dihadiri Direktur BBM BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro, Direktur Hilir Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Mustika Pertiwi, dan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.
(akn/ega)