Jokowi Ungkap Bisikan Sri Mulyani yang Bikin Lega

Jokowi Ungkap Bisikan Sri Mulyani yang Bikin Lega

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 23 Des 2023 08:13 WIB
Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani melakukan sidak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya. Keduanya langsung meninjau pelayanan tax amnesty.
Foto: Muhammad Iqbal
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dibisiki Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal proyeksi harga minyak dunia. Menurut Jokowi informasi dari Sri Mulyani itu merupakan berita baik yang menepis banyak kekhawatiran.

Awalnya Jokowi sedang bicara soal konflik di timur tengah yang menimbulkan kekhawatiran pada perekonomian global di tahun depan. Menurutnya, bila konflik perang antara Israel dan Hamas makin meluas bisa-bisa harga minyak dunia mengalami kenaikan luar biasa.

Meski begitu, Sri Mulyani sudah membisikinya soal prospek harga minyak dunia. Katanya, kemungkinan harga minyak tidak akan bergejolak tahun depan. Hal ini membuat Jokowi senang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konflik di timur tengah kita tahu dapat memicu kenaikan harga minyak global itu masih ada. Meski tadi bu Menkeu bisik-bisik ke saya, 'urusan harga minyak pak kelihatannya tidak akan bergejolak naik lagi'. Ini perlu disyukuri," beber Jokowi saat memberikan arahan dalam Outlook Perekonomian 2024 Indonesia, di St Regis, Jakarta Selatan, Jumat (22/12/2023).

Menurutnya, Sri Mulyani baru saja menghadiri pertemuan anggota Islamic Development Bank (IDB). Dalam pertemuan itu, kata Jokowi, membahas soal tren harga minyak dunia yang nampaknya tidak akan bergejolak kembali.

ADVERTISEMENT

Dia berharap agar ketakutan perang di Gaza yang membuat harga minyak naik tidak terjadi di tahun 2024.

"Artinya ketakutan kita mengenai perang di Gaza yang akan menyebabkan naiknya harga minyak itu semoga tidak terjadi," pungkas Jokowi.

2024 Tahun Optimis

Jokowi juga menyampaikan optimismenya dengan kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 2024. Menurutnya, angka-angka indikator ekonomi di Indonesia saat ini sudah sangat baik.

"Masuk ke 2024 ini kita tidak punya alasan untuk tidak optimis, 2024 saya namai tahun yang penuh optimisme. Mengapa? Ya kita memiliki modal optimis itu, baik ekonomi maupun politik," ungkap Jokowi.

Dari sektor ekonomi, Jokowi memaparkan modal besar Indonesia menyambut 2024. Pertama, sepanjang tahun 2023 ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5%, jauh lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya tumbuh 2,9%.

Kemudian, indikator inflasi juga bisa dijaga di angka 2,86%. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata inflasi global yang mencapai 7,2%.

Penyerapan tenaga kerja juga mengalami kenaikan pesat, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,5 juta orang dari Agustus 2022 ke 2023. Kemudian, indeks purchasing management index (PMI) manufaktur pada November 2023 masih ekspansif di level 51,7 poin. Lebih lanjut, neraca perdagangan juga mengalaminya surplus 43 bulan berturut-turut.

Dari sisi masyarakat, indeks keyakinan konsumen November juga berada di 123,6 poin, artinya keyakinan kuat masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Dengan kondisi perekonomian yang ciamik ini Jokowi yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal tembus 5% di tahun 2024.

"Oleh karena itu sekali lagi tidak ada alasan untuk pesimis memasuki 2024, saya masih optimis pertumbuhan ekonomi kita akan berada di kisaran 5%," sebut Jokowi.


Eling Lan Waspodo

Meski proyeksinya cerah, Jokowi mengingatkan agar semua pihak tetap hati-hati dan waspada soal situasi ekonomi yang ada. Dia mengutip pepatah Jawa soal peringatannya ini.

"Kalau orang Jawa bilang tetap eling lan waspodo. Harus ingat hati-hati dan waspada. Ketidakpastian global berlanjut," sebut Jokowi.

Beberapa hal yang harus diwaspadai misalnya konflik timur tengah yang memicu kenaikan harga minyak global. Jokowi juga menekankan kewaspadaan pada perkiraan harga pangan yang bisa memicu inflasi.

"Forecast Harga komoditas pangan dan lain-lain justru yang kita masih hati-hati, saya sedikit khawatir urusan komoditas pangan karena kemarin super elnino produksi kita turun sedikit, di 2024 perkiraan juga tak akan kembali ke normal," papar Jokowi.

Kemudian juga pelemahan ekonomi China sebagai mitra dagang utama Indonesia pun harus diantisipasi. Terakhir, dia mengatakan ada pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat juga harus diwaspadai, pasalnya bisa menekan arus modal negara berkembang dan menekan stabilitas keuangan.

Menurutnya konsistensi kebijakan yang berkelanjutan dan saling sinergi antara pemerintah dan swasta menjadi kunci utama mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga harus konsisten menarik investasi, baik di dalam maupun luar negeri.

"Usaha besar maupun usaha kecil. Kita harus fokus investasi yang berikan nilai tambah besar, Investasi hilirisasi di semua sektor unggulan baik mineral pertanian perikanan dan kelautan perkebunan semuanya," pungkas Jokowi.

(hal/hns)

Hide Ads