Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membeberkan realisasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ternyata lebih rendah dari kuota yang ditetapkan. Apa penyebabnya?
Dalam agenda Konferensi Pers Penutupan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Nataru 2023/2024, Kepala BPH Migas Erika Retnowati, menjelaskan realisasi Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Pertalite (RON 90) sepanjang 2023 lebih rendah dari kuota yang ditetapkan. Hingga 31 Desember, realisasi mencapai 92,24% atau 30 juta kilo liter (kl) dari kuota 32,56 juta kl yang ditetapkan pada 2023.
"Untuk JBKP Pertalite 30 juta kl dan itu adalah 92,24% dari kuota, itu realisasi untuk 2023," ucapnya di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (08/01/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erika kemudian menjelaskan realisasi penyaluran BBM Pertalite yang lebih rendah adalah tanda pengawasan yang dilakukan tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, ia menduga penyebab lainnya adalah masyarakat kini lebih banyak menggunakan transportasi publik dibanding kendaraan pribadi.
"Itu memang mengalami pertumbuhan dari 2022 tapi pertumbuhannya tidak sebesar tahun sebelumnya. Kenapa tidak capai target? karena pengawasan lebih baik dan mungkin masyarakat juga sudah menggunakan transportasi umum yang membuat pertumbuhan tidak seperti sebelumnya," imbuhnya.
Sementara untuk realisasi penyaluran Jenis BBM Tertentu (JBT) yakni Solar Subsidi mencapai angka 103% melesat dari kuota yang ditetapkan. Ia megqtakan jumlahnya 17,5 juta kl dari 16,8 juta kuota yang ditetapkan untuk 2023.
(rrd/rir)