Pembangunan pabrik Katalis Merah Putih yang terletak di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat, rampung dan tinggal menunggu diresmikan. Pabrik ini digadang-dagang akan membuat Indonesia tidak lagi impor bahan bakar minyak (BBM).
"Pabrik katalis kabarnya sudah jadi, tinggal finishing dan persiapan peresmian," ucap Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto kepada detikcom, Jumat (12/1/2024).
Kendati demikian Djoko tidak memberikan penjelasan lebih lanjut soal persentase penyelesaian pembangunan pabrik dan kapan pabrik itu akan diresmikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Kita) berharap (diresmikan) sebelum pilpres (pemilihan presiden)," bebernya.
Sebelumnya berdasarkan catatan detikcom, pabrik katalis tersebut diperkirakan membutuhkan investasi Rp 286 miliar. Pabrik itu diharapkan dapat mewujudkan industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan Green Fuel, serta mampu mengurangi ketergantungan katalis impor.
Pabrik Katalis Merah Putih ini didesain memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun dan berlokasi di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat.Proses pembangunannya akan berlangsung selama 13 bulan dengan perkiraan investasi yang dibutuhkan mencapai sekitar Rp 286 miliar. Pembiayaannya akan didukung dari Bank BNI.
Pabrik katalis ini dibangun atas sinergi perusahaan BUMN, perguruan tinggi, dan pemerintah. Pabrik nantinya akan dioperasikan oleh PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina Lubricants (38%), PT Pupuk Kujang Cikampek (37%), dan PT Rekacipta Inovasi Institut Teknologi Bandung (ITB) (25%).
Dalam acara groundbreaking Pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Karawang, Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengatakan pabrik katalis adalah salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau yang diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel sehingga berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Menurutnya, Indonesia membutuhkan pengembangan teknologi sendiri, dan untuk itu dibutuhkan sinergi agar bisa memenuhi keperluan bangsa ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan dan kemandirian.
"Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaungkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan kita bisa melakukan kemandirian di segala hal," tegas Arifin.
Sebagai informasi, katalis merupakan senyawa zat mineral yang dicetak dalam beragam bentuk dan warna untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia. Penggunaan katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa harus menaikkan suhu.
Dengan demikian, katalis dapat menghemat energi dan mengurangi biaya produksi bahan bakar minyak. Selain itu, katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi amonia dan asam sulfat, di mana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk.
(rrd/rir)