Kondisi Port Moresby masih mencekam usai pemerintah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat setelah kerusuhan besar pecah pada Rabu dan Kamis kemarin. PM Papua Nugini James Marape telah mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari pada Kamis malam.
Dikutip dari laporan The Sydney Morning Herald, Jumat (12/1/2024), nampak orang-orang mengantre panjang untuk mendapatkan bensin. Sementara itu, tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby yang sepi pagi tadi.
Kondisi ini diceritakan oleh Eddie Allo, penduduk setempat yang naik bus menuju tempat kerja di Rumah Sakit Umum Port Moresby. Sebagian besar kendaraan di jalan raya adalah milik pemerintah dan banyak orang kekurangan bahan bakar karena SPBU ditutup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua (kerusuhan) terhenti sekarang. Tidak banyak orang yang berada di jalan dan polisi serta tentara berpatroli di sekitar lokasi dengan berjalan kaki. Sudah tidak ada penjarahan yang terjadi," kata Allo.
Kota ini telah kembali ke kondisi normal baru pada Jumat pagi setelah kerusuhan besar terjadi. Kepala Ambulans St John Matt Cannon mengatakan beberapa supermarket juga mulai buka setelah kerusuhan terjadi yang menyebabkan penjarahan.
Supermarket yang mulai operasi lagi disebut telah meningkatkan keamanan untuk kembali melayani masyarakat.
"Kami memperkirakan supermarket yang berfungsi akan dibuka kembali hari ini dan saya dengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang dalam jumlah besar," kata Cannon.
Protes yang dilakukan aparat polisi dan sektor publik soal gaji pada hari Rabu berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan yang menewaskan sedikitnya 16 orang. Mereka yang protes menyalahkan pemotongan gaji yang disinyalir karena kesalahan administratif.
Dalam beberapa jam, ribuan orang memadati jalan-jalan dan melakukan penjarahan dan kerusuhan dengan latar belakang asap dan gedung-gedung yang terbakar. Massa juga sempat mencoba menerobos gerbang di luar kantor Perdana Menteri.
James Marape setelah mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari pada Kamis malam langsung memberhentikan beberapa pejabat dan menempatkan lebih dari 1.000 tentara dalam keadaan siaga.
Marape mengatakan pada konferensi pers dirinya telah memberhentikan kepala polisi dan birokrat penting di departemen keuangan dan perbendaharaan. Sementara itu, pemerintah masih melakukan peninjauan terhadap penyebab kerusuhan.
"Ada bukti kerusuhan terorganisir yang terjadi. Kita mengamankan demokrasi, kita mengamankan supremasi hukum," kata James Marape.
Simak juga Video 'Mantul! Harga BBM Non Subsidi Pertamina Turun Lagi, Berikut Daftarnya':