Prabowo soal Hilirisasi: Saya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Bisa Dua Digit!

Prabowo soal Hilirisasi: Saya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Bisa Dua Digit!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 12 Jan 2024 14:32 WIB
Prabowo Subianto (Tangkapan layar YouTube LDII)
Foto: Prabowo Subianto (Tangkapan layar YouTube LDII)
Jakarta -

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menekankan pentingnya hilirisasi dalam memberi nilai tambah ke negara. Menurutnya jika hilirisasi konsisten dilakukan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh dua digit.

"Saya kok optimis pertumbuhan ekonomi kita jangan-jangan bisa 2 angka, bisa dua digit. Saya sudah hitung, saya dibantu tim pakar yang hebat-hebat. Yang hitung mereka, saya hanya hafal, hanya ngomong. Tapi bukan omon-omon kosong," katanya dalam Dialog Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Setidaknya ada 21 komoditas yang perlu dilakukan hilirisasi. Meski tidak memberi rincian, ia mencontohkan salah satunya adalah hilirisasi komoditas bauksit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo menyebut nilai tambah dari bauksit bisa berlipat hingga ratusan persen lewat hilirisasi. Misalnya dengan mengolah bahan mentah bauksit jadi alumina lalu menjadi alumunium.

"Contoh bauksit, bahan untuk alumina, diolah dari bauksit ke alumina naiknya sudah sekian ratus persen. Dari alumina diolah lagi jadi aluminium, naik lagi sekian ratus persen," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Aluminium, kata dia, merupakan bahan yang digunakan pada mobil, motor, TV, hingga pesawat terbang. Menurutnya Indonesia tidak boleh lagi melakukan ekspor bahan mentah, lalu mengimpor produk jadi dari luar negeri.

"Jadi satu bahan saja kta selama ini memberi dengan harga murah, kita jual gelondongan, kita impor mobil, ini tidak bisa lagi. Jadi targetnya saya jawa hilirisasi di 21 komoditas," bebernya.

Pada kesempatan itu ia juga menyinggung potensi hilirisasi rumput laut. Prabowo menyatakan rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk dan BBM. Industrinya pun tidak terlalu mahal dan sudah dikembangkan di Bali.

(ily/fdl)

Hide Ads