Kelakar Bos SKK Migas: Proyek Masela Namanya Abadi, Jadi Nggak Selesai-selesai

Kelakar Bos SKK Migas: Proyek Masela Namanya Abadi, Jadi Nggak Selesai-selesai

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 12 Jan 2024 16:17 WIB
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto/Foto: Dok. SKK Migas
Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto berkelakar soal proyek pengembangan Lapangan Migas Abadi, Blok Masela. Dia menyebutkan karena nama proyek ini Abadi, progres proyeknya juga menjadi tak kunjung selesai.

"Kemudian Inpex yang memang nama proyeknya aja kurang pas, namanya Abadi, makanya proyeknya abadi nggak selesai-selesai, Abadi Masela," ungkap Dwi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (12/1/2024).

Menurutnya, selama beberapa tahun ke belakang ada tiga aspek yang membuat proyek ini terhenti. Mulai dari adanya pandemi, penjualan participating interest milik Shell, hingga revisi plan of development (POD) lapangan migas tersebut.

Namun, dia bersyukur semua masalah itu bisa diselesaikan pada 2023. Bahkan, kick off project management team (PMT) yang mengawali penggarapan Lapangan Migas Abadi sudah mulai pada Desember 2023.

"Alhamdulillah akhir tahun kemarin sudah diselesaikan semua baik penjualan Shell, kemudian juga masuknya CCS, review POD, dan sebagainya. Sudah disetujui dan akhir tahun kemarin kita kickoff, mudah-mudahan kick off-nya bolanya menggelinding ke depan, tidak umpan balik dan bisa gol sendiri," ungkap Dwi.

Target operasi dan produksi Lapangan Migas Abadi ditargetkan 2029. Kapasitasnya 9,5 juta ton gas per tahun atau 1.600 juta standar kaki kubik gas per hari. Lapangan Migas Abadi juga bisa memproduksi 150 juta kubik gas pipa per hari, dan 35 ribu barel kondensat per hari.

Target produksi ini mundur lantaran sebelumnya ditargetkan pada 2027. Setelah mundurnya Shell dan juga revisi POD selesai tahun ini, proyek itu baru bisa diteruskan.

PT Pertamina (Persero) dan Petronas akhirnya mengambil 35% hak partisipasi Shell di Blok Masela, hal ini resmi terjadi pada Juli 2023. Sementara revisi POD selesai pada November 2023.

Mundurnya Shell di Blok Masela terungkap pada 2020. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kala itu menyampaikan pemerintah mengaku kecewa dengan keputusan Shell cabut atau meninggalkan proyek tersebut. Kekecewaan itu disampaikan melalui surat yang dikirimkan ke Shell.

Dwi Soetjipto mengaku, isu hengkangnya Shell sudah datang sejak pertengahan 2019 atau pada saat mendiskusikan rencana pengembangan (POD). Dwi mengatakan proses mundurnya Shell melalui divestasi participating interest (PI) atau hak kelolanya harus dilakukan secepat mungkin. Saat itu, dia menyebut, butuh waktu 18 bulan untuk merealisasikan pelepasan 35% saham di Blok Masela.

"Shell langsung menghadap ke Menteri (ESDM) dan kami langsung dapat arahan kirim surat ke Shell barangkali 2-3 kali, menyampaikan bahwa pemerintah kecewa dengan langkah yang diambil Shell," kata Dwi dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (24/8/2020) silam. (hal/ara)


Hide Ads