Bahlil Curiga Ada Antek Asing di Balik Kritikan Hilirisasi Nikel

Bahlil Curiga Ada Antek Asing di Balik Kritikan Hilirisasi Nikel

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 24 Jan 2024 14:39 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. BKPM/Kementerian Investasi)
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia geram banyak yang mengkritisi kebijakan hilirisasi salah satunya untuk nikel. Ia menegaskan saat ini nikel merupakan bahan baku yang besar dan paling di cari oleh negara-negara maju.

Ia pun mempertanyakan mengapa banyak pihak yang mengkritisi hilirisasi nikel. Padahal menurutnya nikel adalah sumber daya alam milik dalam negeri yang berpotensi besar untuk perkembangan industri kendaraan listrik khususnya untuk baterai mobil listrik.

"Nah sekarang itu, kita fokus mengembangkan sumber daya alam atau mempromosikan negara lain? Ini lucu negara, atau ada apa nih?" jelas dia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (24/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil curiga informasi tersebut digunakan untuk melobi pemerintahan selanjutnya agar Indonesia tidak lagi melarang ekspor barang mentah. Ia pun menyinggung soal laporan IMF yang sempat merekomendasikan Indonesia untuk mempertimbangkan pelarangan ekspor barang mentah.

"Hati-hati loh! Ini saya menghubungkan. Jangan sampai di bangsa ini ada antek-antek asing untuk masuk merusak tatanan dalam kebijakan publik. Bahaya ini," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian, Bahlil juga mengungkapkan data bahwa permintaan nikel oleh negara-negara maju ke depan sangat banyak. Dalam paparannya, negara-negara yang membutuhkan nikel sangat banyak, seperti China, Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, hingga Korea Selatan.

Bahlil mengatakan negara-negara tersebut inginnya Indonesia mengekspor bahan mentah nikel. Ia curiga, negara-negara tersebut melobi calon pemerintahan selanjutnya agar Indonesia menyetop larangan ekspor bahan mentah.

"Mereka ingin Indonesia ekspor barang mentah terus, karena tidak bisa melobi Pak Jokowi, tidak bisa melobi Luhut, dan tidak bisa melobi saya, mereka melobilah kepada calon-calon pemimpin lainnya untuk segera membuka kembali ekspor nikel," jelasnya.

Bahlil menerangkan batre yang tengah dikembangkan di Indonesia adalah NMC yang bahan baku utamanya 80% nikel, dan sisanya mangan, kobalt, dan impor litium. Dengan bukti itu, Bahlil menegaskan bahwa ada yang menyebut nikel akan ditinggalkan, itu merupakan kebohongan publik.

"Apakah benar nikel akan ditinggalkan? Ini adalah kebohongan publik! Kenapa saya katakan demikian? Karena LFP itu hanya dipakai oleh Tesla kepada mobilnya yang standar. Karena kualitas jarak tempuhnya itu lebih bagus ke nikel dan itu Tesla sebagian juga masih memakai bahan baku nikel. Jadi jangan omon omon saja. Bahaya negara ini dibuat-buat begini" tegasnya.




(ada/das)

Hide Ads