Rayu UAE, Erick Thohir Minta Pertamina Masuk Pengelolaan Blok Migas Andaman

Rayu UAE, Erick Thohir Minta Pertamina Masuk Pengelolaan Blok Migas Andaman

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 01 Feb 2024 17:53 WIB
Erick Thohir di Kediaman Prabowo
Foto: 20Detik
Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan hasil diskusinya dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Al Mazroui dan jajaran Kedutaan Besar UAE pada hari ini. Salah satu yang dibahasnya ialah Blok Migas Andaman.

Ditemui usai pertemuan tersebut, Erick menyebut bahwa pengelolaan blok migas raksasa di lepas pantai Sumatera bagian Utara itu turut disinggung dalam diskusi tersebut.

Erick mengatakan, Andaman merupakan penemuan luar biasa dengan potensi minyak dan gas (migas) yang sangat besar, yakni mencapai 6 triliun kaki kubik (TCF) gas-in-place. Hal ini merupakan penemuan di sumur Eksplorasi Layaran-1, Blok South Andaman yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy RSC Ltd.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang kita lagi bicara kalau bisa Pertamina ikutan," kata Erick, ditemui usai acara Round Table Meeting UEA-Indonesia, di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Selain South Andaman, Wilayah Kerja (WK) Andaman I juga dikelola oleh KKKS Mubadala Energy RSC Ltd, perusahaan asal Uni Emirat Arab. Sementara WK Andaman II dikelola oleh Konsorsium Premier Oil Andaman Limited-KrisEnergy Ltd-Mubadala Energy RCS Ltd.

ADVERTISEMENT

"Kembali kita bukan berarti mengkotomi investasi luar negeri, BUMN. Kita sama lah. Siapa yang kita bisa berkolaborasi, dari luar negeri, private sector, untuk membangun kesejahteraan masyarakat yaitu yang kita prioritaskan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Al Mazroui mengatakan, potensi besar di South Andaman itu ditemukan Mubadala Energy pada akhir tahun lalu.

"Dan penemuan ini memberi kita harapan untuk penemuan gas di masa depan. Dan kami akan terus menilai penemuan itu. Dan semoga kita dapat menemukan lebih banyak sumber daya yang dapat menggerakkan perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," ujarnya.

"Bagi kami, Indonesia adalah prioritas. Dan kami tidak hanya mempromosikan investasi di Indonesia, kami juga didukung oleh perusahaan-perusahaan UEA. Kami juga menjalin kemitraan dengan seluruh dunia untuk mempromosikan Indonesia kepada dunia," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Selanjutnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan memvalidasi potensi gas pada sumber gas besar (giant discovery) di Blok Andaman, sekitar 100 kilometer Sumatera bagian utara.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro mengatakan informasi tentang giant discovery ini telah menjadi angin segar bagi industri hulu migas di Indonesia.

Oleh sebab itu, percepatan terhadap proses eksplorasi dan produksi sangat dinantikan mengingat gas akan menjadi sumber energi andalan Indonesia.

"Proses pembuktian dan validasi besaran cadangan gas dan kondensat sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan langkah-langkah dan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk proses percepatan on-stream," ujar Hudi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Di sana terdapat dua konsorsium besar KKKS yakni Harbour Energy dan Mubadala Energy.

Saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis.

Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi.

(shc/fdl)

Hide Ads