Project Financing Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan memperoleh penghargaan "Asia Pacific-Petchem Deal of The Year" dalam ajang Project Finance International (PFI) Awards Tahun 2023.
PFI merupakan publikasi yang dimiliki oleh London Stock Exchange Group (LSEG) dalam industri project finance yang menjadi acuan secara global oleh para profesional di industri ini. Para profesional pembiayaan proyek di seluruh dunia mengandalkan analisis kesepakatan PFI untuk mengidentifikasi peluang dan melacak pesaing mereka.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman mengatakan, PFI Awards jadi penghargaan bergengsi bagi Pertamina Group, khususnya KPI dan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), bersama dengan legal advisor White & Case dan financial advisor Mizuho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun penghargaan diterima oleh Taufik, didampingi oleh Direktur Keuangan KPI, Fransetya Hasudungan Hutabarat, dan Direktur Utama PT KPB Feri Yani. Proses penyerahan dilakukan dalam ajang "PFI Awards Dinner Tahun 2023", di London, Inggris tanggal 21 Februari 2024.
![]() |
Taufik menjelaskan, RDMP Balikpapan di Indonesia berhasil mencapai financial close pada Agustus 2023, dan menjadikannya sebagai salah satu pembiayaan proyek terbesar di Indonesia.
"Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan kilang dan kapasitas operasionalnya. Kedepan diharapkan lebih banyak kilang Pertamina yang semakin efisiensi dan berkontribusi dalam pengurangan emisi - yang tentunya merupakan langkah positif dalam kelanjutan program net-zero emisi pemerintah," ungkap Taufik dalam keterangan yang diterima detikcom, Jumat (23/2/2024).
Dalam penyelesaian project financing, proyek RDMP Balikpapan melibatkan 4 Export Credit Agency (ECA) dan 22 Commercial Banks. Keberhasilan dalam pelaksanaan project financing proyek RDMP Balikpapan, mulai dari sizing project financing yang cukup besar yaitu sebesar US$ 3,1 miliar.
Project financing ini juga berhasil mendapatkan over-subscribed hingga US$ 4,39 miliar(142%) meskipun di tengah ekonomi dunia yang sedang bergejolak. Selain itu, kata Taufik, keberhasilan lain dalam project financing ini adalah bisa mendapatkan bunga yang rendah.
"Kami dengan bangga mempersembahkan The Biggest Project Financing yang melibatkan Export Credit Agencies (ECA), dengan nilai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 45 triliun, demi ketahanan energi di Indonesia, dengan berkontribusi pada pengurangan impor untuk mendukung kemandirian energi Indonesia", papar Taufik.
RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional Indonesia yang akan meningkatkan kapasitas kilang Balikpapan dari sekitar 260.000 barel per hari menjadi 360.000 barel per hari. Proyek ini akan membantu memenuhi peningkatan permintaan bahan bakar dan produk petrokimia dalam negeri.
Per Februari 2024, progres utama untuk lingkup ISBL - OSBL Proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 88% selesai. Selain itu, proyek ini juga mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan dimana produk yang dihasilkan tergolong berkualitas tinggi berstandar Euro 5, yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu proyek investasi terbesar di Indonesia, proyek Balikpapan akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar impor dan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan perusahaan lokal, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30%-35%.
Selain itu dengan penambahan produksi BBM, LPG dan Petrokimia Nasional, diharapkan dapat menghemat defisit neraca perdagangan Indonesia hingga US$ 2 Miliar per tahunnya.
(ily/rrd)