PT Pertamina Geothermal Energy Tbk memastikan bakal membagikan dividen tahun ini. Dividen diberikan atas kinerja keuangan yang cemerlang pada tahun 2023, emiten berkode saham PGEO ini mencatat kenaikan laba bersih hingga 28%.
Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio memastikan pihaknya bakal membagikan dividen dengan nilai kesepakatan yang akan diumumkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang akan diselenggarakan pada akhir Mei 2024.
"Dividen tahun ini akan ada, berdasarkan laba tahun lalu. Tapi masih menunggu RUPS Tahunan yang akan digelar akhir Mei," kata Yurizki saat melakukan diskusi di Workroom Coffe Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan detikcom, PGEO mencatatkan laba bersih US$ 163,57 juta atau Rp 2,56 triliun (kurs Rp 15.677) di 2023. Capaian itu meningkat signifikan sebesar 28,47% dibandingkan 2022 yang sebesar US$ 127,32 juta.
Baca juga: PGE Raih Laba Rp 2,56 T di 2023, Naik 28,47% |
Perusahaan sendiri akan membagikan dividen merujuk pada prospektus perseroan. Artinya, pembagian dividen tunai kepada seluruh pemegang saham berdasarkan rasio pembayaran dividen maksimal 50% dari laba bersih setelah menyisihkan cukup cadangan
Pendapatan perusahaan pada 2023 tercatat mencapai US$ 406,29 juta, naik dari US$ 386,07 juta pada tahun sebelumnya. Penjualan mengalami peningkatan dengan kontribusi utama berasal dari area Kamojang sebesar US$ 151,51 juta, diikuti secara berurutan oleh Ulubelu US$ 120,18 juta, area Lahendong US$ 83,88 juta, area Lumut Balai US$ 41,32 juta, dan area Karaha dengan US$ 9,38 juta.
Rencana 2024
Tahun 2024 ini, PGEO akan mengalokasikan belanja modal atau Capex sebesar US$ 547 juta atau sekitar Rp 8,47 triliun. Yurizki mengatakan modal akan digunakan untuk operasional dan juga ekspansi.
"Capex tahun ini kita ada anggarkan sekitar 547 juta dollar AS dimana 10-15 persen untuk maintenance capex dan sisanya untuk growth capex," jelas Yurizki.
Sementara itu, Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan target utama perusahaan tahun ini adalah menambahkan produksi listrik dari panas bumi menjadi 728 megawatt dari awalnya 672 megawatt. Proyek Lumut Balai 2 bakal dikebut untuk bisa beroperasi akhir tahun ini.
"Target 728 megawatt itu dari 55 megawatt di proyek Lumut Balai 2 yang sudah groundbreaking tahun lalu, insyaallah comissioning in the end of this year. Jadi tambahan 55 megawatt," papar Julfi.
Julfi mengungkapkan PGEO sendiri punya target untuk bisa menjadi perusahaan panas bumi terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai 1.000 megawatt atau 1 gigawatt di tahun 2026. Di tahun tersebut rencananya PGEO memiliki kapasitas produksi mencapai 1.077 megawatt.
(hal/rrd)