PGE Raih Laba Rp 2,56 T di 2023, Naik 28,47%

PGE Raih Laba Rp 2,56 T di 2023, Naik 28,47%

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 03 Mar 2024 13:30 WIB
Melihat Aktivitas si PLTP Kamojang Milik PGE

Dua Pekerja tengah melakukan pengecekan sumur KMJ-51 di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/10/2017). PT PGE Area Kamojang mengoperasikan 92 sumur, untuk memasok uap bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit 1 sampai 5, dengan total kapasitas listrik terpasang 235 MW. Grandyos Zafna/detikcom

-.  PLTP Kamojang Unit 4 dan 5  dengan kapasitas 2x35MW beroperasi pada pertengahn tahun 2015, merupakan pilot project PT Pertamina Geothermal Energy, dalam mengoperasikan PLTP secara total project. Total project yakni pengerjaan proyek mulai dari tahapan eksplorasi dan pengembangan lapangan uap, hingga pembangunan dan pengoperasian PLTP untuk kemudian dijual dlm bentuk listrik.

-. PLTP Kamojang mulai di uji coba pada tahun 1978  dan mulai beroperasi pada tahun 1983.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), emiten anak usaha PT Pertamina (Persero) yang berfokus di bidang energi panas bumi, mencatatkan laba bersih US$ 163,57 juta atau Rp 2,56 triliun (kurs Rp 15.677) di 2023. Capaian itu meningkat signifikan sebesar 28,47% dibandingkan 2022 yang sebesar US$ 127,32 juta.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan kinerja unggul ini diperoleh melalui strategi efisiensi, penjualan uap dan listrik, serta pendapatan lainnya seiring dengan ekspansi perusahaan dalam menggali potensi panas bumi di Indonesia.

"Kinerja yang kami capai pada 2023 ini merupakan bukti komitmen dan konsistensi PGE dalam meningkatkan nilai perusahaan melalui berbagai upaya efisiensi dan optimalisasi aset produksi. Pencapaian ini juga menegaskan prospek cerah industri panas bumi," kata Julfi dalam keterangan tertulis, Minggu (3/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendapatan PGE pada 2023 mencapai US$ 406,29 juta, naik dari US$ 386,07 juta pada tahun sebelumnya. Penjualan mengalami peningkatan dengan kontribusi utama berasal dari area Kamojang sebesar US$ 151,51 juta, diikuti secara berurutan oleh Ulubelu US$ 120,18 juta, area Lahendong US$ 83,88 juta, area Lumut Balai US$ 41,32 juta, dan area Karaha dengan US$ 9,38 juta.

Di tengah pertumbuhan laba dan pendapatan, beban penjualan perseroan juga mengalami kenaikan 3,33% menjadi US$ 178,98 juta, dari US$ 173,21 juta di 2022. Margin laba bersih mengalami kenaikan menjadi 40%, dari 33% di 2022.

ADVERTISEMENT

"Kinerja yang kami capai pada 2023 ini merupakan bukti komitmen dan konsistensi PGE dalam meningkatkan nilai perusahaan melalui berbagai upaya efisiensi dan optimalisasi aset produksi. Pencapaian ini juga menegaskan prospek cerah industri panas bumi," tutur Julfi.

"Sebagai pemimpin dalam energi hijau global, kami bertekad untuk terus mengembangkan potensi energi panas bumi di Indonesia dan wilayah lain di dunia," tambahnya.

PGE terus melakukan ekspansi melalui eksplorasi potensi panas bumi dan pengoptimalan wilayah kerja untuk percepatan peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Perseroan hingga 1 GW dalam 2 (dua) tahun ke depan. Pada 2023, perseroan mengoperasikan 6 area operasi sendiri.

PGE memiliki rekam jejak dalam pengembangan dan pengelolaan proyek panas bumi yang efektif di beragam wilayah di Indonesia dan aset panas bumi PGE telah secara konsisten mencapai reliabilitas operasional yang tinggi, melebihi 96% sejak tahun 2019. Lebih lanjut, kinerja produksi (operasi sendiri) pada 2023 mencapai 4.735 GWh, meningkat dari 2022 yang sebesar 4.620 GWh.

Dari segi rating Environment, Social and Governance (ESG), pada 2023 PGE berhasil mempertahankan posisi teratas dalam penilaian ESG di Indonesia dan menempati peringkat ketiga secara global sebagai perusahaan dalam sektor utilitas. PGE juga terus mendukung pencapaian target net zero emission Indonesia pada 2060 melalui skema perdagangan karbon.

Pada 2023, PGE berkontribusi di pasar karbon domestik dengan penjualan carbon credit sebesar US$ 0,76 juta atau setara 864.209 ton CO2eq dibandingkan US$ 0,75 juta di 2022.

(aid/rrd)

Hide Ads