Perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Mubadala Energy mengumumkan temuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman pada akhir 2023. Potensi gas bumi yang ditemukan diperkirakan mencapai lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet).
Lokasi rincinya berada di Sumur Eksplorasi Layaran-1. WK South Andaman yang merupakan WK migas yang dilelang pada 2018. Mubadala Energy dan Kementerian ESDM meneken kontrak pengelolaannya pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Lalu bagaimana perkembangan temuan cadangan gas tersebut? Kepala Perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Rikky Rahmat Firdaus mengatakan kegiatan hulu migas yang dilakukan di perairan Andaman masih dalam tahap eksplorasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Mubadala Energy dan Harbour Energy saat ini bloknya dalam tahap eksplorasi dan telah melakukan pemboran eksplorasi (exploration drilling)," kata Rikky dalam keterangan tertulis SKK Migas, Minggu (10/2/2024).
Rikky berharap hasil studi dari pemborannya memiliki nilai ekonomis yang baik, sehingga dapat dikembangkan dan diproduksi yang sejalan dengan target lifting pemerintah pada 2030 yaitu produksi minyak bumi 1 juta barel per hari (BPH) dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Sementara itu Kepala Dinas ESDM Provinsi Aceh Mahdinur mengatakan pihaknya juga mendukung kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh KKKS Mubadala Energy dan Harbour Energy di perairan Andaman.
"Dinas ESDM Provinsi Aceh akan terus memantau kegiatan yang dilakukan oleh KKKS yang melakukan eksplorasi," kata Mahdinur
Sebagai informasi, Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4.965 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE). Di sana terdapat dua konsorsium besar KKKS yakni Harbour Energy dan Mubadala Energy.
Saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis.
Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi.
(ily/eds)