PT Merdeka Battery Materials Tbk anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk berhasil menorehkan kinerja cemerlang sejak dilakukan penawaran umum pada April 2023 lalu. Emiten dengan kode saham MBMA ini juga mencatatkan kinerja efisien pada jumlah produksi dan operasional.
Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk, Devin Ridwan optimistis kinerja MBMA ke depan, seiring dengan pertumbuhan investasi pada fasilitas produksi, akan terus mendongkrak performa operasi dari perusahaan.
"MBMA terus berkembang untuk menciptakan perusahaan baterai yang berkelanjutan dan terintegrasi secara vertikal. Kami akan selalu berinovasi dalam mencapai sistem operasional yang efektif dan efisien, sehingga menciptakan fundamental perusahaan yang kuat serta menghasilkan kinerja yang optimum. Kami memiliki aset-aset yang berkualitas tinggi dalam rantai nilai bahan baku strategis dan rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik (EV)," Ujar Devin dalam keterangan tertulis, Senin (18/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menekankan capaian kinerja produksi dan penjualan MBMA yang sangat baik sepanjang tahun, tidak terlepas dari upaya transformasi yang dilakukan induk PT Merdeka Copper Gold Tbk. Adapun transformasi tersebut mencakup transisi ke operasi dan proyek-proyek kelas dunia, berbiaya murah dan berumur panjang.
"MBMA memiliki tujuan untuk menjadi pemasok global bahan baku baterai yang berbasis di Indonesia, negara penghasil nikel terbesar di dunia. Komitmen kami terhadap keberlanjutan, inovasi, dan kemitraan global memungkinkan kami menyediakan bahan baku baterai berkualitas tinggi dan dapat diandalkan untuk mendukung transisi global menuju energi bersih," tuturnya.
Diketahui, MBMA dalam bisnisnya mengoperasikan Tambang Nikel SCM (Sulawesi Cahaya Mineral) yang memiliki potensi yang luar biasa dengan kawasan konsesi seluas 21.100 hektare di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Tambang Nikel SCM merupakan salah satu sumber daya terbesar di dunia dalam hal kandungan nikel dengan umur tambang multi-dekade yang mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%) dan 1,0 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%).
Tambang Nikel SCM mulai melakukan penjualan bijih Saprolit sejak Agustus 2023 dan bijih Limonit sejak Desember 2023, serta akan beroperasi penuh di 2024 ini dengan target penjualan Saprolit sebanyak 4 Juta ton dan Limonit sebanyak 11 Juta ton.
Didorong oleh kinerja hilirisasi yang cemerlang, sepanjang tahun 2023 lalu aset-aset MBMA yang terdiri dari tiga fasilitas pengolahan RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) dan satu fasilitas konverter Nickel Matte sukses mencatatkan produksi nikel full year sebesar 95.450 ton.
Jumlah ini terdiri dari 65.117 ton nikel dalam NPI (Nickel Pig Iron) dan 30.333 ton nikel dalam Nickel Matte. Pada tahun 2024, kata dia, MBMA menargetkan produksi 85.000 - 92.000 ton nikel dalam NPI dan 50.000 - 55.000 ton nikel dalam Nickel Matte.
Selain itu, MBMA terus mengembangkan hilirisasi dengan membangun fasilitas HPAL (High-Pressure Acid Leach) di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP). Proyek HPAL pertama MBMA, saat ini sedang dalam tahap pengembangan, yang bermitra dengan GEM Co. Ltd di IMIP dan menargetkan commissioning di akhir tahun 2024 dengan kapasitas 20 ribu ton per tahun dan bertambah menjadi 30 ribu ton per tahun di pertengahan 2025.
Dia mengatakan, MBMA juga menggaet Grup Tsingshan untuk membentuk usaha patungan yang akan mengembangkan Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), sebuah kawasan industri yang berfokus pada bahan baku baterai, dengan luas area sekitar 3.500 hektare yang berlokasi dalam area konsesi Tambang Nikel SCM.