Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara soal ketidakhadirannya dalam rapat membahas kelanjutan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah US$ 6 per MMBTU untuk industri pagi ini di Kementerian ESDM.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengundang Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Agus Gumiwang dalam rapat tersebut. Namun, hanya Sri Mulyani yang hadir, alhasil Arifin mengatakan pembahasan mengenai kelanjutan HGBT ini belum membuahkan hasil karena Agus Gumiwang tak hadir.
Agus sendiri mengatakan sudah mengutus salah satu Direktur Jenderalnya dalam rapat tersebut. Dia mengaku berhalangan hadir karena sedang melakukan pelantikan pejabat Eselon II pagi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dirjen saya yang hadir, saya ada pelantikan Eselon II di jam yang sama," ujar Agus ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Menurutnya rapat itu sebetulnya dilakukan 14.30 WIB hari ini, namun dimajukan menjadi pukul 10.00 WIB. Nah di waktu yang sama Agus harus melantik pejabat internal di kementeriannya. Maka dari itu, dia mengutus Dirjen saja ke rapat tersebut tanpa hadir langsung.
"Ya kan harusnya rapatnya jam 2.30, kan dimajukan jam 10 saya ada pelantikan jam 11. Masak saya harus menunda pelantikan, yang benar saja? saya melantik 11 orang eselon II. Ada Dirjen saya juga kan di situ," ungkap Agus Gumiwang.
Agus bilang soal rapat lanjutan HGBT sendiri dia mengusulkan lebih baik dilakukan langsung lewat Rapat Terbatas di Istana Negara dan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya sudah usul ke bapak Presiden untuk langsung beliau (yang pimpin rapat), saya sudah usulkan ke beliau," kata Agus Gumiwang.
Soal HGBT sendiri, pihaknya ingin agar program ini terus dilanjutkan. Selain itu, seharusnya bukan hanya 7 golongan industri saja yang mendapat gas murah, semua sektor harus mendapatkan juga.
"Harus melanjutkan dong program HGBT. Dan seharusnya bukan 7, semuanya. No one left behind," kata Agus.
Dia melanjutkan kebutuhan gas industri juga cuma 30% dari total pasokan gas nasional. Maka dari itu, dia mengatakan APBN tidak akan jebol untuk membiayai gas murah, karena gasnya masih didapatkan di dalam negeri.
"Kebutuhan gas untuk industri hanya 30% dari total suplai gas nasional, jadi nggak akan jebol," sebut Agus Gumiwang.
(hal/rrd)