Blak-blakan Dirut Kilang Pertamina Indonesia

Sudah Tau Belum Gimana BBM Diproduksi? Ini Penjelasan Bos Kilang Pertamina

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 29 Apr 2024 10:20 WIB
Foto: Dok Kilang Pertamina Internasional
Jakarta -

Bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertamax, Pertalite, Solar dan lainnya tak tidak asing bagi masyarakat. Sebelum dijual ke konsumen, BBM tersebut dihasilkan lewat pemrosesan yang dilakukan di kilang-kilang minyak.

Namun, tahukah Anda bagaimana BBM dihasilkan? Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan, minyak mentah atau crude oil tidak bisa begitu saja dijual sebagai BBM. Ada proses pemanasan hingga pemisahan yang dilakukan menggunakan unit khusus.

PT KPI mendapat pasokan minyak mentah dari sumur minyak subholding upstream milik Pertamina. PT KPI juga masih melakukan impor demi memenuhi kebutuhan domestik BBM dan kapasitas kilang yang ada.

"Nggak bisa (crude oil), langsung jadi BBM, nggak bisa. Jadi harus diproses dulu. Proses itu ada di crude distillation unit, nanti di sini ada CDU namanya. Crude Distillation Unit, berarti kan didestilasi lah istilahnya bahasa umumnya. Nah sebelum masuk CDU, ada dipanasin dulu nih di Preflash Column," katanya dalam wawancara khusus dengan detikcom, Senin (29/4/2024).

Setelah dipanaskan, minyak mentah lalu dimasukkan ke CDU untuk proses pemisahan. Nantinya hasil yang dinilai termasuk bottom product atau produk bernilai rendah akan diolah kembali di RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) untuk ditingkatkan nilainya.

"Dipanaskan dulu kemudian masuk ke CDUm dipisahin mana yang ringan. Porsi ringan di atas, porsi berat, bottom-nya di bawah. Nanti diproses lagi kalau yang ringan ke processing, kalau di RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) itu ada untuk bottom product ya untuk jadi produk-produk gasoline nanti di ujungnya," imbuhnya.

Kategori ringan mencakup produk gasoline atau bensin, sementara kategori berat mencakup avtur, diesel dan minyak tanah. Taufik menyebut kategori berat biasanya kurang bernilai dan bukan komponen BBM.

"Yang di bawah adalah bottom, itu kan ada bottom product, biasanya non valuable, bukan komponennya BBM. Nah itu yang harus diolah lagi," sebutnya.

Menurut Taufik kalau pun dikomersialkan maka nilai yang termasuk kategori berat cenderung rendah. Oleh karena itu untuk meningkatkan nilainya perlu pemrosesan ulang di unit RFCC. Nantinya produk yang dihasilkan adalah gasoline yang memenuhi standar Euro 5.

Sebagai informasi, gasoline mencakup produk seperti Pertalite hingga Pertamax. Selain menghasilkan gasoline, RFCC juga mengolah residu dari CDU untuk diproses menjadi produk petrokimia hingga LPG.

"RFCC adalah bagian dari proyek RDMP Balikpapan, itu bagian dari scope-nya RDMP Balikpapan, di mana tugas dari RFCC adalah mengolah residu dari hasil CDU tadi menjadi produk gasoline, kemudian ada petrokimia-nya Propylene, kemudian ada juga LPG," pungkasnya.



Simak Video "Menjelajahi Kilang Minyak Terbesar di Indonesia"

(ily/rir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork