Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkap manfaat dari transisi energi untuk negara di depan mahasiswa-mahasiwi dari berbagai kampus di Indonesia. Ia menyebut, transisi energi bermanfaat untuk kemandirian energi dan keberlangsungan ekonomi dalam negeri.
Nicke mengatakan saat ini telah ada biodiesel atau bahan bakar nabati yang berasal dari sawit sebesar 35% (B35). Selain itu, tengah diuji coba juga B40. Nicke mengatakan ke depan Indonesia menargetkan untuk memproduksi B60.
"Melalui bioenergy, bonusnya impor turun, dan apa? tenaga kerja, perkebunan, itu kan tenaga kerja menyerapnya banyak, kemudian manufacturingnya, semuanaya. Ini akan terus kita tingkatkan, Indonesia mempunyai target jadi B60, jadi punya banyak potensi," kata dia dalam Youth IPA Convex 'Student Meet the CEOs', di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (14/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain meningkatkan produksi biodiesel, Pertamina juga ingin membuat bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor yang ramah lingkungan yang disebut biogasoline. Karena menurut Nicke sampai saat ini 60% gasoline atau bahan bakar kendaraan bermotor masih diimpor.
"Gasoline itu kita masih impor 60%. Kita akan campur bioetanol. Dari mana bioetanol? Dari tebu, jagung, sorgum, CPO bisa juga. Ini semua perlu knowledge dan perlu teknologi, bukan teknikal saja, tetapi semuanya," jelasnya.
Jika Indonesia mampu untuk membuat bahan bakar- bahan bakar yang ramah lingkungan, maka kemandirian energi bisa tercapai. Tidak hanya itu, dia menyebut pengaruhnya kepada ekonomi juga besar.
"Jadikanlah program transisi energi sebagai cara mewujudkan bukan hanya kemandirian energi, tetapi juga kemandirian ekonomi, kemandirian industri dan kemandirian lainnya,"pungkasnya.
Simak Video: IPA Convex 2024 Dorong Inovasi Industri Migas