Bos Pertamina Ungkap Alasan Gandeng Korea buat Garap Bisnis Carbon Storage

IPA Convex 2024

Bos Pertamina Ungkap Alasan Gandeng Korea buat Garap Bisnis Carbon Storage

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 15 Mei 2024 15:08 WIB
Dirut Pertamina di IPA Convex 2024.
Foto: Aulia Damayanti/detik.com
Tangerang - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, membocorkan rincian kerja sama yang dilakukan pihaknya bersama ExxonMobil dan Korean National Oil Corporation (KNOC). Ketiga pihak hari ini diketahui untuk mengembangkan teknologi Carbon Capture, Storage (CCS) alias penyimpanan karbon di Sunda-Asri Basin.

Nicke awalnya menjelaskan bahwa KNOC bakal menginjeksikan CO2 milik mereka ke dalam Sundra-Asri Basin. Sebagai pemilik konsesi, Pertamina menawarkan berbagai layanan mulai dari penangkapan karbon, transportasi karbon, sampai menginjeksi CO2 ke dalam cekungan tersebut.

"Karena kita yang memiliki konsesi di blok tersebut. Tapi ini perlu izin dari pemerintah karena itu ada izin tersendiri," jelasnya dalam agenda IPA Convention & Exhibition di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Rabu (15/5/2024).

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi, kemudian menjelaskan rangkaian kerja sama dimulai dengan studi bersama tentang kapasitas karbon dioksida di Sunda-Asri Basin.

Penandatanganan kerja sama antara ketiga pihak yang dilakukan hari ini, ucapnya, adalah bukti Korea Selatan tertarik menyimpan CO2 di Indonesia.

"Iya jelas (minat), Presiden KNOC sendiri kok yang tanda tangan," tutur dia.

Jodi kemudian menyebut bahwa perkiraan kasar untuk penyimpanan karbon mencapai 2,5 t on per tahun di Sunda-Asri Basin. Appraisal drilling pun akan dilakukan Pertamina pada 2025.

"Kalau tidak salah 2,5 juta ton per annum, tapi harus dicek langsung ya. Pertamina akan mulai appraisal drilling paling lambat tahun depan," pungkasnya. (rrd/rir)


Hide Ads