PT PLN (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp 22,07 triliun pada tahun 2023. Laba bersih ini disebut-sebut sebagai terbesar sepanjang sejarah.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, capaian tersebut merupakan hasil dari transformasi menyeluruh yang terus dilakukan sejak 3 tahun terakhir. Mulai dari transformasi proses bisnis, organisasi, sumber daya manusia, hingga pelayanan pelanggan.
"Capaian ini diperoleh atas perjuangan seluruh insan PLN yang menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end. Mulai dari sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, sistem keuangan, sistem planning hingga restrukturisasi organisasi dan pelayanan pelanggan, sehingga kini PLN menjadi makin lincah, unified, kokoh dan trengginas," terang Darmawan dalam keterangannya, Rabu (29/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PLN membukukan pendapatan sebesar Rp 487,38 triliun pada tahun 2023, meningkat Rp 46,25 triliun dari tahun 2022. Selain itu, PLN juga menurunkan utang jangka panjang sekaligus jangka pendek sebesar Rp 12,77 triliun.
"Torehan positif ini menjadi bukti bahwa PLN bukan hanya mampu merencanakan transformasi di level strategi, melainkan juga mampu mengeksekusinya hingga di level operasional," jelas Darmawan.
PLN membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 288,44 terrawatt hour (TWh) atau bertumbuh 5,36% dari tahun 2022. Hal itu tak lepas dari inovasi-inovasi pemasaran melalui program intensifikasi yang meliputi promo tambah daya, akuisisi captive power dan kampanye electrifying lifestyle serta program ekstensifikasi yang meliputi electrifying agriculture & marine, dedieselisasi dan infrastruktur kendaraan listrik. Hal itu membuat PLN meraih pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp 333,19 triliun, meningkat Rp 22,13 triliun dari tahun 2022.
Darmawan juga menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh.
"Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking, sekarang menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking," jelas Darmawan.
(acd/kil)