Anggota DPR Pertanyakan Cost Recovery Naik Terus, tapi Lifting Migas Turun

Anggota DPR Pertanyakan Cost Recovery Naik Terus, tapi Lifting Migas Turun

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 06 Jun 2024 17:19 WIB
Harga Minyak Jatuh, Laba Perusahaan Migas Anjlok
Ilustrasi/Foto: BBC
Jakarta -

Beberapa anggota Komisi VII DPR RI mempertanyakan cost recovery yang naik terus tapi tidak diimbangi oleh peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam rapat dengar pendapat antara Kepala SKK Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro. Cost recovery merupakan pengembalian seluruh biaya operasi yang timbul dari kegiatan hulu migas.

"Karena kembali pertanyaan kita adalah, selama ini yang dipaparkan di paper perlu penambahan cost recovery, tapi faktanya hari produksinya turun," kata Anggota Komisi VII DPR Fraksi Gerindra Moreno Soeprapto di Komisi VII DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2024).

Hal senada disampaikan Anggota Komisi VII Fraksi PKB Abdul Kadir Karding. Dia mengatakan, cost recovery terus naik dari tahun ke tahun, tapi tidak diimbangi oleh hasil yang signifikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya bahwa saya kira sama, saya cuma ingin dapat penjelasan lebih detil karena dari tahun ke tahun cost recovery itu naik terus, kemudian kinerjanya atau hasil lifting-nya itu tidak beranjak signifikan, ideal," katanya.

Ia pun meminta penjelasan lebih detil persoalan tersebut. Ia juga meminta Kepala SKK menyelidiki jangan-jangan ada modus untuk terus menaikkan cost recovery demi mendapat keuntungan.

ADVERTISEMENT

"Saya cuma ingin dapat penjelasan lebih detail, masalahnya di mana? Apakah karena inflasi atau mungkin harga barang dan sebagainya. Atau mungkin Kepala SKK juga harus mulai mempelajari jangan-jangan ada modus mencoba menaikkan terus ini cost recovery dengan melakukan lobi-lobi di mana-mana tapi yang diuntungkan hanya orang per orang aja. Ini menurut saya harus diperjelas," paparnya.

Sebagai informasi, Kementerian ESDM mengusulkan cost recovery pada RAPBN 2025 sebesar US$ 8,5-8,7 miliar. Sementara, realisasi cost recovery hingga Mei 2024 sebesar US$ 2,51 miliar atau 30% dari target APBN sebesar US$ 8,25 miliar. Sedangkan outlook 2024 sebesar US$ 8,26 miliar.

Lifting migas tahun depan diusulkan 1.583-1.648 ribu barel setara minyak per hari (boepd), di mana lifting minyak bumi sebesar 580-601 ribu barel per hari (bopd) dan gas bumi 1.003-1.047 ribu boepd.

(acd/ara)

Hide Ads