Freeport Mau Bangun Smelter di Papua, Gabung Sama Petrokimia-Pupuk

Freeport Mau Bangun Smelter di Papua, Gabung Sama Petrokimia-Pupuk

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 28 Jun 2024 15:06 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif/Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom
Jakarta -

Pemerintah berencana memperpanjang kontrak untuk PT Freeport Indonesia hingga 2061. Terkait perpanjangan kontrak ini, Freeport akan membangun smelter baru di Fakfak, Papua Barat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, smelter baru Freeport dibangun di Papua agar terpusat bersama dengan industri yang lain.

"Iya kan supaya tersentral kan di Fakfak itu ada industri petrokimia pupuk bangun situ," katanya di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin mengatakan, pembangunan smelter itu bisa jalan selama ada konsentratnya. "Ya jalan kalau ada konsentratnya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memastikan akan memberikan perpanjangan kontrak untuk Freeport. Di sisi lain, Indonesia akan mendapatkan tambahan 10% saham di Freeport sehingga porsinya menjadi 61%.

ADVERTISEMENT

"Rasa-rasanya sih agak kurang adil kalau kita tidak memberikan perpanjangan tambahan karena sudah bangun smelter di Gresik dan kita akan mendapatkan lagi tambahan saham 10%," kata Bahlil dalam peresmian operasi smelter Gresik yang dilihat virtual, Kamis (27/6).

Bahlil menyebut pemerintah akan segera merampungkan aturan perpanjangan kontrak Freeport. Selama Freeport sudah memenuhi syarat, prosesnya dipastikan tidak akan dibuat rumit karena mayoritas saham Freeport sudah milik Indonesia.

"Insyaallah kami akan merampungkan dalam kurun waktu secepat-cepatnya, tergantung kalau PT Freeport juga sudah selesai syarat-syaratnya. Kami akan melakukan percepatan supaya perpanjangan ini bisa dilakukan," imbuhnya.

Selain itu, Bahlil menyebut Freeport akan membangun smelter di Papua. "Supaya orang Papua merasa bahwa tembaganya betul, konsentratnya betul dari Papua, harus ada smelternya juga di Papua," tambahnya.

(ara/ara)

Hide Ads