PT Pertamina (Persero) menyetorkan dividen sebesar Rp 14 triliun ke negara pada 2023. Angka ini naik sebanyak 379% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR.
"Kontribusi kami kepada negara tadi disampaikan untuk dividen kami disampaikan yang 2023 kemarin kita sampaikan kurang lebih Rp 14 triliun, ada peningkatan kurang lebih dari 379% dibandingkan 2022," terang Emma di Komisi XI Jakarta, Selasa (2/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Emma setiap tahun Pertamina mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) yang besar, dan di sisi lain Pertamina memberikan kontribusi ke negara seperti bonus tanda tangan dan PNBP.
"Kami setiap tahunnya harus ada capex untuk peningkatan produksi dan lifiting yang memerlukan capex besar. Namun di sisi lain kami memperoleh WK untuk upstream kami memberi juga yang namanya signature bonus ke negara itu ada juga kontribusi setoran ke negara dan juga adanya kontribusi PNBP dari minyak porsi negara yang kita kelola," jelas Emma.
Sebagai informasi Pertamina mencatat laba bersih US$ 4,44 miliar pada 2023. Laba tersebut tumbuh 17% jika dibanding tahun sebelumnya yakni US$ 3,81 miliar.
Namun menurut Emma laba total Pertamina sebenarnya Rp 72 triliun.
"Kita berhasil membukukan laba bersih meningkat dari tahun 2022 sebesar US$ 3,81 miliar menjadi US$ 4,44 miliar atau ekuivalen Rp 62 triliun, ini untuk laba entitas induk, kalau laba total sebetulnya sekitar Rp 72 triliun," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (12/6).
(acd/hns)