Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah US$ 6 per MMBTU diputuskan untuk diperpanjang. Hal itu sudah disetujui alam rapat internal pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.
Perpanjangan kebijakan HGBT ini diberikan kepada 7 sektor industri. Di antaranya pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca hingga sarung tangan karet.
Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (ASAKI) menyatakan apresiasi dan berterima kasih kepada Jokowi karena telah memperpanjang kebijakan HGBT. Sebab menurut mereka kebijakan ini sudah lama dinanti oleh para pengusaha keramik yang tengah dihantam produk impor. Sebab gas merupakan komponen paling penting dalam produksi keramik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tentunya sebuah katalis positif dan sebuah penantian yang telah lama ditunggu-tunggu oleh industri keramik di mana kemampuan daya saing industri keramik sangat tergantung kepada HGBT dan kelancaran supply gas. Komponen biaya produksi keramik ada di biaya energi gas rata-rata hampir 30%. Sudah sangat tepat kebijakan yang diambil pemerintah karena HGBT harus dilihat sebagai economic driver bukan sebagai beban atau penerimaan negara bukan pajak yang berkurang," kata Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto dalam keterangan resminya, Selasa (9/7/2024).
Edy yakin perpanjangan HGBT ini akan memberikan banyak multiplier effect Seperti peningkatan utilisasi kapasitas produksi, menarik investasi baru yang akan menciptakan lapangan kerja baru, peningkatan kontribusi PPn dan Pph Badan hingga peningkatan kinerja ekspor.
Pihaknya berharap kebijakan perpanjangan HGBT US$ 6/MMBTU ini dijalankan sepenuhnya di lapangan. Mereka juga berharap tidak lagi diberlakukan alokasi gas industri tertentu.
(das/das)