Luhut Sering Bilang OTT Kampungan, Wakil Ketua KPK Balas Begini

Luhut Sering Bilang OTT Kampungan, Wakil Ketua KPK Balas Begini

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 22 Jul 2024 14:00 WIB
Peluncuran Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara)
Peluncuran Simbara di Kementerian Keuangan/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron sempat menyinggung soal Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang kerap menyebut operasi tangkap tangan (OTT) sebagai cara kampungan memberantas korupsi.

Hal itu dia katakan di hadapan Luhut langsung saat memberikan sambutan di peluncuran Sistem Informasi Pengelolaan Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk komoditas nikel dan timah di Kementerian Keuangan. Keduanya hadir secara fisik dan memberikan sambutan.

Lebih lanjut, dia berharap dengan satu sistem seperti Simbara bisa menjadi salah satu cara memberantas korupsi yang lebih modern dan sistematis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Luhut selalu mengatakan cara pemberantasan korupsi dengan OTT itu kampungan. Inilah (Simbara) cara kita bermartabat dengan modern dan sistematis. Kemudian kita berharap Simbara ini memasukkan perspektif-perspektif menjadi satu perspektif," kata dia, Senin (22/7/2024).

Ghufron mengatakan, dalam perspektif KPK penyebab adanya korupsi karena ada niat dan kesempatan yang besar. Kesempatan itu karena perbedaan perspektif antara Kementerian yang berbeda-beda.

ADVERTISEMENT

Untuk itu perspektif yang berbeda-beda perlu disatukan dalam sebuah sistem agar tidak ada celah untuk korupsi.

"Ketidaksamaan ini yang mengakibatkan dalam perspektif pengusaha, 'kami mencari keuntungan untuk kemudian mencari yang paling lowong biayanya'. Kemudian hal-hal yang begini mengakibatkan harus bayar dana bayar sini," jelasnya.

Selain itu, melalui Simbara KPK berharap ada kepastian dan kejelasan untuk pengusaha. Jadi kebijakan ataupun syaratnya tidak berbelit-belit atau terlalu panjang.

"Karena kemudian di situ banyak calo-calo, banyak perantara," pungkasnya.

(ada/ara)

Hide Ads