Sinergi Pemerintah dan BUMN dalam Penerapan Just Energy Transition

Road to Festival Like-2

Sinergi Pemerintah dan BUMN dalam Penerapan Just Energy Transition

Hana Nushratu Uzma - detikFinance
Selasa, 23 Jul 2024 09:13 WIB
KLHK
Foto: Screenshot/detikSore
Jakarta -

Berbagai pihak saat ini terus mendorong transisi energi. Termasuk di antaranya pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terus mendorong pengelolaan energi dan berinovasi untuk transisi energi yang berkeadilan (just energy transition).

Sebagaimana diketahui, pemerintah tengah menggenjot upaya Net Zero Emission (NZE). Visi ini ditargetkan terwujud pada 2060.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu transisi energi. Per tahun 2021, data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat emisi sektor energi Indonesia sebesar 530 juta ton CO2e.

"Sehingga urgent buat kita untuk segera melakukan langkah-langkah yang perlu, yang penting, untuk bisa menjalankan transisi kita nih. Program-program itu baik dari sisi supply maupun sisi demand," ujar Kepala Badan Survei dan Pengujian KEBTKE, dalam keterangan tayangan detikSore 'Just Energy Transition', Senin (22/7/2024).

Harris menyebut Indonesia sudah menyambut baik kendaraan-kendaraan berbahan bakar listrik, khususnya roda dua. Bahkan, pemerintah sudah membuat program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan motor listrik.

Adapun program yang dimaksud yaitu Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2023. Dalam hal ini, pemerintah memberikan subsidi Rp 10 juta per kendaraan dari sebelumnya Rp 7 juta.

"Moga-moga program ini bisa terus bergulir dan pemerintah sebenarnya juga sudah memberikan dukungan pembiayaan untuk konversi ini, Rp 10 juta per kendaraan," kata Harris.

Sementara itu, Executive Vice President Perencanaan Sistem PLN Warsono dari PLN menegaskan komitmen pihaknya untuk melakukan transisi energi yang komprehensif, termasuk peningkatan signifikan dalam pengembangan energi terbarukan.

PLN berencana untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dari 13-14% menjadi 69%, menuju target NZE. Angka tersebut cukup realistis mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan just energy transition.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, renewable energy certificate. Ada sebutannya green product, kalau teman-teman ekspor ke eropa, itu bahannya diminta. Jadi pelaku industri atau pengusaha bisa mengaku produknya dari listrik yang 'green'," kata Warsono.

"Yang kedua adalah kita membangun ekosistem terkait dengan electric vehicle atau kendaraan listrik dan menyiapkan infrastruktur untuk kendaraan listrik yang kita sebut dengan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum)," sambungnya.

Terakhir, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Renewable Fadli Rahman menyoroti kontribusi signifikan Pertamina dalam transisi energi, termasuk pengembangan biofuel (bahan bakar) seperti biodiesel dan bioethanol.

"Jadi sebenarnya yang teman-teman banyak yang nggak tahu bahwa kita sudah lama melakukan transisi energi, mungkin sudah satu dekade terakhir," kata Fadli.

Menurut Fadli, dalam menerapkan just energy transition harus menerapkan 'Just' yang berarti berkeadilan dan 'Transition' yaitu transisi secara bertahap.

"Artinya kita boleh mengubah cara atau gaya hidup kita, tetapi tentunya harus berkeadilan. Nggak cuma untuk negara, tetapi tentunya harus untuk masyarakatnya dan juga perusahaannya," kata Fadli.


Fadli menjelaskan, transisi energi yang dilakukan oleh Pertamina terbagi dalam dua pilar. Pertama, yaitu tetap menggunakan minyak dan gas dalam rangka memperkuat warisan bisnis (strengthening our business legacy).

"Jadi oil and gas tetap dipakai ke depannya, kita akan menurunkan emisinya," ungkapnya.

Pilar kedua yaitu mengembangkan low carbon sekaligus green business. Misalnya, bahan bakar biodiesel yang direplikasi menjadi bioetanol yang rendah sulfur.

"Kita juga mempunyai kerja sama dengan teman-teman PLN membangun geothermal. Jadi pembangkit listrik panas bumi yang betul-betul hijau," pungkasnya.


Sebagai informasi, transisi energi akan menjadi salah satu isu yang dibahas lebih mendalam pada Festival LIKE 2. Acara ini akan diisi oleh berbagai kegiatan di antaranya I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talkshow, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night. Nantinya, akan ada Presiden Jokowi yang akan memberikan opening ceremony dalam gelaran ini.

Festival LIKE 2 dari KLHK ini disponsori oleh PT Pertamina (Persero), PT Bayan Resources Tbk, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PLN, Adaro, PT Vale Indonesia, Asia Pulp and Paper, Merdeka Copper Gold, Astra, Berau Coal Energy, Borneo Indobara, Le Minerale, PT BUMI ResourceS Tbk, Sucofindo, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Harita Nickel, APRIL, MIND ID, Eramet, Bio Farma, Star Energy Geothermal, Unilever, Sido Muncul, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, dan PT Indexim Coalindo.



Simak Video "Teknologi Ramah Iklim untuk Mendukung Green Mining"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads