Luhut Beberkan 2 Proyek Teknologi Penangkap Karbon Bisa Genjot Produksi Migas

Luhut Beberkan 2 Proyek Teknologi Penangkap Karbon Bisa Genjot Produksi Migas

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2024 18:11 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Denpasar, Jumat (17/5/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Foto: Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Denpasar, Jumat (17/5/2024). (Aryo Mahendro/detikBali).
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar menjelaskan soal istilah Carbon Capture and Storage (CCS) yang menurutnya masih asing bagi sebagian orang. Luhut menyatakan, CCS adalah serangkaian proses yang bertujuan untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber besar emisi.

Ia menyebut tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah CO2 yang dilepaskan ke atmosfer, dan menyimpannya secara aman demi mengurangi dampak perubahan iklim. Luhut menekankan bahwa Indonesia berkomitmen terhadap pengurangan karbon.

"Sebagai negara yang berkomitmen terhadap pengurangan karbon dan mitigasi perubahan iklim, Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan teknologi-teknologi yang mendukung keberlanjutan lingkungan," katanya lewat unggahan Instagram, Selasa (30/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu upaya yang dilakukan adalah implementasi teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpan karbon (CCUS). Nantinya CO2 akan diinjeksi kembali ke dalam tanah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri.

"Salah satu upaya nyata adalah implementasi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS), di mana CO2 nantinya akan diinjeksikan kembali kedalam tanah untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri," tambah dia.

ADVERTISEMENT

Saat ini ada dua proyek CCUS yang sudah berhasil berjalan di Indonesia. Yang pertama adalah BP Tangguh yang punya kapasitas penyimpanan sebesar 1,8 gigaton CO2, yang berpotensi menjadi hub CCS pertama di Indonesia.

"Karena tidak hanya akan menangkap dan menyimpan CO2 dari berbagai industri di Indonesia, tetapi juga dari luar negeri. Salah satu contohnya adalah Pelabuhan terbesar di Jepang, Nagoya," tuturnya.

Kedua adalah proyek Sunda Asri yang merupakan kerjasama antara Pertamina dan ExxonMobil. Proyek ini berpotensi menjadi CCS Hub lainnya di Indonesia bagian Barat, dengan potensi menyimpan CO2 dari Singapore dan juga industri-industri domestik yang sulit mengurai emisi mereka.

"Kedua proyek percontohan CCUS di Indonesia tersebut juga saya harapkan dapat membawa investasi baru, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan transfer teknologi. Saya percaya hadirnya BP Tangguh dan Sunda Asri bisa menjadi contoh sukses bagi proyek-proyek serupa di masa depan," beber Luhut.

Menurutnya hal ini juga merupakan langkah strategis yang akan membawa manfaat besar bagi Indonesia dari segi lingkungan, ekonomi dan teknologi. Melalui kerjasama internasional dan komitmen kuat terhadap inovasi teknologi, Luhut optimis Indonesia dapat mencapai target pengurangan emisi global.

(ily/fdl)

Hide Ads