Kementerian ESDM Ungkap 2 Potensi Sumber 'Kebun Angin', Ini Lokasinya

Kementerian ESDM Ungkap 2 Potensi Sumber 'Kebun Angin', Ini Lokasinya

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 31 Jul 2024 16:24 WIB
PLTB Tolo
Ilustrasi PLTB (Foto: www.esdm.go.id)
Jakarta -

Kementerian ESDM mengungkap dua wilayah potensial yang bisa menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau 'kebun angin'. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu saat bicara mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Jisman mengatakan, RUPTL yang baru tengah disusun dan ditargetkan rampung pada Oktober 2024 ini.

"Sebelum Oktober ya, sebelum Oktober. Jadi itu juga sudah diingatkan oleh Pak Menteri ke saya sebelum Oktober, mudah-mudahan ya. Tapi ya, nanti kita lagi intensif ini dengan teman-teman PLN seperti apa ya. Kita berharap supaya bisa mendorong lah itu ya," kata Jisman di kantornya, Rabu (31/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, penyusunan RUPTL menghadapi tantangan karena perhitungannya harus benar. Sebab penyediaan listrik bukan untuk waktu yang singkat.

"Listrik itu kan investasinya tinggi, tentu harus ada pinjaman, belum lagi perizinan-perizinan sedemikian, FS-nya nggak salah lagi, kemudian sistem apa lagi yang mau kita dorong ini, apa? Ya kan? solar? Yang sekarang bayu, yang lagi mau kita dorong, ya," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia lantas bercerita, pembangkit angin atau bayu lebih baik capacity factor atau kapasitas produksinya dibandingkan pembangkit solar atau surya. Dia bilang, sifat intermiten atau tidak tersedianya listrik pada pembangkit bayu lebih ringan dibanding solar.

Jisman kemudian menyinggung adanya wilayah yang berpotensi menjadi lokasi PLTB yakni pesisir utara Jawa dan Sulawesi.

"Kemudian ada potensi, temuan akhir-akhir ini di utara Pulau Jawa di ketinggian 150 meter itu sangat besar. Di pesisir utara Pulau Jawa. Dan di kaki Sulawesi, besar sekali," ujarnya.

"Sehingga itu nanti yang akan kita dorong, ya. Ya, tetapi tetap harus terjaga dong. Terjaga dong keandalan. Kan dia kan intermiten ya. Ya kalau matahari kan hanya 4-5 jam. Kalau ini kan kadang-kadang memang di musim hujan, di musim kering," ungkapnya.

(acd/das)

Hide Ads