Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon. Kehadirannya juga memberikan keuntungan berupa penghematan biaya listrik bagi penggunanya.
Lantas, berapa biaya untuk membangun PLTS atap di rumah? Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Mada Ayu Habsari mengatakan biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 20 juta dengan daya 1 kilowatt peak (kWp).
"Mulai dari 1 kWp itu 1.000 mWp, sekitar Rp 20 juta per 1 kWp," kata Mada dalam acara UOB Media Editors Circle di UOB Plaza, Jakarta, Senin (12/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mada menyebut pemakaian PLTS atap di siang hari biasanya menggunakan 50% dari konsumsi listrik yang telah tersambung. Contohnya jika daya listrik di rumah mencapai 3.300 Watt, maka cukup dengan 1 kWp PLTS atap.
"Kalau bisa kita bilang itu untuk siang hari menggantikan sekitar 2 kWp sampai 3 kWp. Untuk pemakaian di siang hari biasanya kita memang menggunakan 50% dari konsumsi listrik yang sudah tersambung," ucapnya.
Berdasarkan riset yang dilakukan AESI, saat ini pengguna PLTS atap berkisar di umur 25-40 tahun. Kebanyakan dari mereka ingin pamer kepada orang terdekatnya.
"Jadi pasangan-pasangan muda atau anak-anak muda yang baru lulus mereka minta sama orang tuanya, 'rumahnya pasangin dong pah, mah biar kalau hangout keren' bilang sama teman-temannya. Untuk keluarga muda mereka bisa bilang sama teman-temannya juga," bebernya.
Berdasarkan catatan detikcom, pemasangan 1 kWp PLTS atap berpotensi memberikan penghematan sebesar Rp 240 ribu per bulan dan Rp 2,88 juta per tahun. Sedangkan untuk pemasangan 2 kWp PLTS atap ada potensi penghematan Rp 470 ribu per bulan dan Rp 5,64 juta per tahun.
Lihat juga Video 'PLTS Rusak, PLN di Miangas Boros Bahan Bakar':
(aid/rrd)